Jakarta dipastikan Hancur jika Tanpa Ahok, Rakyat Jakarta harusnya Terima Kasih pada Ahok!




Berita Metropolitan – Gubernur Jakarta, Ahok memang akan selalu menjadi sasaran serang untuk para lawan-lawan politiknya.


Berbagai macam jenis serangan sudah dilancarkan untuk bisa menjegal Ahok agar bisa turun dari tahta kekuasaannya.


Tentu serangan tersebut tidak ada yang baik untuk Ahok, baik itu dari Lulung, Ahmad Dhani, Ratna Sarumpaet, Fadli Zon, Fahri Hamzah, Habib Rizieq, hingga Amien Rais serta yang lainnya.


Terima Kasih kepada Ahok.

Terima Kasih kepada Ahok.

Mereka semua menggunakan segala macam cara untuk bisa menumbangkan Ahok karena dianggap tidak sejalan dengan mereka.



Namun, penelusuran Berita Metropolitan malah menemukan fakta sebaliknya bila Ahok benar tidak lagi memimpin DKI Jakarta.


Kehancuran, kejahatan, serta bencana akan kembali datang menghantui Jakarta kalau tidak ada sosok seorang Ahok yang memimpin.



Berikut adalah ulasan yang Berita Metropolitan bisa berikan:


Semenjak Gubernur Ahok menjadi pemimpin di Kota Jakarta, kita semua mengetahui bahwa sekarang semuanya sudah sangat transparan dan lebih tertata dengan cukup baik untuk pengelolaan anggarannya.


Jika ada anak buahnya yang bermain nakal, Ahok tidak segan-segan untuk memecat mereka atau bahkan memperkarakannya.


Bukan hanya di kalangan Pemprov DKI Jakarta saja, namun juga hingga ke DPRD yang dibuat tidak bisa berkutik banyak karena terus diawasi oleh Ahok.


M Sanusi, Tersangka Kasus Suap.

M Sanusi, Tersangka Kasus Suap.

Kalau nanti Ahok tak lagi memimpin Jakarta, hampir bisa dipastikan kalau tikus-tikus pencuri uang rakyat bakal kembali berkeliaran menggerogoti kesejahteraan rakyat Jakarta.


Relokasi merupakan salah satu program Ahok yang paling menyita perhatian publik karena dipolitisasi dengan istilah kata "Penggusuran".


Ahok menegaskan bahwa dirinya bakal terus melakukan program untuk relokasi di Kota Jakarta sampai dengan semua normalisasi beres.


"Sampai seluruh normalisasi sungai beres dan waduk beres," tegasnya dikutip Berita Metropolitan.


Ia memberikan contoh untuk relokasi di Kampung Pulo yang dianggapnya sebagai salah satu program yang berhasil.


Warga di Bantaran Sungai.

Warga di Bantaran Sungai.

Walaupun memang tak dipungkiri sempat terhambat karena adanya provokasi terhadap warga, tapi relokasi tetap dilakukan tanpa ada masalah yang berarti.


Sekarang, para warga yang ada di Kampung Pulo malah mengucapkan terima kasih kepada Ahok karena sudah melakukan relokasi tersebut.


Ia menjelaskan bahwa relokasi punya fungsi penting yaitu untuk melakukan normalisasi sungai karena dirinya ingin mengembalikan fungsi dasar dari sungai seperti aslinya.


Kalau nanti Ahok tak lagi menjadi Gubernur, tentu tidak bisa dijamin kembali kalau para warga ilegal bakal mendirikan bangunan lagi di bantaran kali.


Wajah dari sungai Ibu Kota memang telah menunjukkan hasil yang cukup baik berkat kerja keras dari Dinas Kebersihan yang terkait.


Di bawah pimpinan Ahok, kebersihan Kota Jakarta memang menjadi perhatian khusus terutama untuk di sungai-sungai dan kali-kali Jakarta.


Salah satunya yang akan Berita Metropolitan ulas adalah Sungai Ciliwung yang berada di belakang Gedung LTC Glodok, Jakbar.


Sungai Penuh Sampah.

Sungai Penuh Sampah.

Sungai tersebut disulap oleh Ahok bersama rekan-rekan Dinas Kebersihan menjadi sangat bersih bagaikan sungai di pedesaan saja.


Warna airnya jernih dan juga tidak lagi berbau walau memang masih terlihat masih ada sedikit sampah yang kelihatannya dibuang oleh warga nakal Jakarta.


Hasil yang sangat memuaskan ini tentuk bukan hasil sulap namun dengan kerja keras serta konsistensi yang tinggi untuk bisa membersihkan Kota Jakarta dari sampah.


Apabila Ahok tidak lagi menjadi Gubernur Jakarta, dikhawatirkan untuk penampakan sungai dan kali yang bersih itu akan hilang.



Walau mungkin saat ini Kota Jakarta memang belum bisa dikatakan bebas banjir secara penuh 100

persen.


Namun untuk progres pencegahan serta penanggulangan banjir di Kota Jakarta sudah sangat baik jika dibandingkan dengan sebelumnya.


Ahok berhasil melakukan pengelolaan yang cukup menarik kepada para petugas-petugas yang punya peranan penting di dalamnya.


Banjir di Bundaran HI.

Banjir di Bundaran HI.

Ia tak segan memberikan gaji yang cukup untuk mereka sebagai pasukan penanggulangan banjir agar dapat bekerja dengan maksimal.


Hasilnya, seperti yang sudah Berita Metropolitan bahas di atas tentang sungai-sungai dan kali-kali yang bersih tanpa sampah.


Serta untuk relokasi para warga di bantaran sungai membuahkan hasil yaitu Jakarta bisa mengatasi masalah banjir.


Bukan hanya itu saja, pembangunan tanggul serta penanganan pada saat terjadi genangan pun sangat cepat dilakukan.


Petugas-petugas siap siaga menanggulangi masalah genangan air agar bisa diatasi dengan secepat mungkin sebelum makin parah.


Kalau nanti Ahok tak lagi menjadi seorang Gubernur, kembali tak ada jaminan untuk sistem penanggulangan banjir bisa berjalan seperti sekarang ini.


Pekerja yang digaji oleh Pemprov DKI Jakarta bukan hanya para PNS-PNS yang tentu sudah memiliki masa depan yang cukup baik.


Diantara mereka masih ada tukang sapu, tukang sampah, dan tukang-tukang lainnya yang tentu juga memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi atau keluarga yang harus dinafkahi.


Salah satunya seperti Syahroni, petugas kebersihan yang bekerja di kawasan Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakpus.


Syahroni.

Syahroni.

Ia mengatakan bahwa semenjak Ahok menjadi seorang Gubernur, hidupnya sekarang menjadi lebih sejahtera.


"Ya kalau dia (Ahok) maju lagi sebagai gubernur saya setuju mbak. Karena, sejak dia jadi gubernur lapangan kerja jadi lebih mudah. Contohnya saya, dulu saya ini cuma pekerja kontrak di PT gitu. Sekarang saya udah kerjasama dinas DKI, gaji juga naik. Jadi saya dukung beliau kalau nyalon lagi. Tapi lihat nanti ke depanlah mbak," terangnya dikutip Berita Metropolitan.


Ada-ada saja ulah para oknum dalam mencari uang untuk menafkahi keluarganya, tidak lagi peduli apa cara yang digunakan.


Bahkan, tempat pemakaman pun dijadikan bisnis yang tentunya merugikan banyak orang. Modus makam fiktif ini pun akhirnya berhasil terbongkar di era Gubernur Ahok.


Salah satunya adalah seperti yang ada di TPU Menteng Pulo, Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman telah memeriksan sebanyak 14 makam yang dianggap sebagai makam fiktif.


Makam Fiktif.

Makam Fiktif.

"11 di Menteng Pulo yang dipastikan fiktif langsung dibongkar teman-teman pengawas PHL melanjutkan," ucap Djafar dikutip Berita Metropolitan.


Ia menuturkan bahwa makam fiktir yang ditemukan sejauh ini paling banyak ada di Jakarta Barat.


"Diharapkan petugas kita tetap melakukan aktivitas yang sama (pengawasan). Kalau sudah diyakinkan maka dilakukan penggalian," terangnya.


Kalau ketegasan Gubernur Ahok tidak bisa bergaung di Kota Jakarta lagi, kemungkinan makam fiktif bakal merebak lagi.


Gubernur Ahok telah menebar ancaman kepada preman supaya tak lagi membuat ulah dengan meresahkan lingkungan warga.


Sekarang, sudah mulai jarang terjadi pungutan liar atau yang biasa disebut dengan istilah pungli oleh para preman di Jakarta.


Preman ditangkap Polisi.

Preman ditangkap Polisi.

"Kalau masih ada Anda harus berhadapan dengan kami. Kami akan menggelontorkan uang yang banyak untuk TNI dan Polri, saya yakin preman manapun nggak bakal sanggup baik-baik sama TNI. Karena kami sanggup kasihkan ratusan miliar," tegasnya dikutip Berita Metropolitan.


Ia menegaskan bahwa preman tak mungkin berani melawan TNI atau Polisi dan Ahok menuturkan bahwa Ia bakal terus bekerja sama dengan aparat agar bisa menjaga ketertiban Jakarta.


"Kalau mau jagoan masuk TNI Polri sekalian jangan ormas. Nanggung," jelasnya.


 


Penulis: Riya





Source link



Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :