Pelaut Online - Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP) Maros mengimbau warga Sulsel untuk mewaspadai semua jenis kerang laut dari perairan pesisir Sulawesi Selatan untuk dikonsumsi. Koordinator tim survei BPPBAP, Mudian Paena menuturkan, pihaknya sudah melakukan telaah dan studi lingkungan perairan untuk mendapatkan informasi perairan asal kerang yang dikonsumsi korban keracunan.
"Berdasarkan hasil analisis plankton yang dilakukan, kami menemukan diperairan itu teridentifikasi mengandung racun yang berbahaya bagi manusia. Kemungkinan plankton-plankton inilah yang diserap secara berlebihan oleh kerang-kerang yang hidup di sana sehingga ikut terinfeksi," kata dia, Jumat (16/9/2016).
Meski ditemukan jenis plankton beracun, lanjut Mudian, kondisi ini tidak mempengaruhi kehidupan ikan-ikan yang mengkonsumi plankton. Pasalnya, ikan-ikan akan melakukan imigrasi, jika kondisi habitatnya terganggu atau tercemar. Sementara kerang tidak bisa berpindah tempat, hingga besar kemungkinan kerang tercemari.
"Untuk semua jenis ikan, kami nyatakan itu aman. Berbeda dengan kerang karena tidak bisa berpindah tempat dan menerima kondisi habitatnya," jelasnya.
Selain meneliti
kandungan planton yang ada di perairan itu, BPPBAP juga melakukan penelitian kandungan logam, fosfat dan suhu air. Namun, hasilnya masih diambang batas wajar. Atas temuan inipun, pihaknya mengimbau warga untuk berhati-hati mengkonsumsi semua jenis kerang. Tidak hanya di perairan Jeneponto, bahkan diseluruh perairan Sulawesi Selatan, hingga adanya imbauan dari pihak pemerintah yang menyatakan perairan aman.
Sementara itu, Kepala BPPBAP, Prof Akhmad Mustafa menyatakan, hasil telaah timnya ini akan menjadi data awal dan pendukung penelitian lanjutan yang lebih komperhensif. Dimana, dalam kasus keracuanan kerang di Jeneponto ini masih harus dilakukan secara mendalam untuk mengetahui pasti penyebabnya.
"Kami sudah membangun komunikasi dengan pihak-pihak terkait baik itu Balai POM serta ahli Forensik Kepolisian. Data ini nantinya akan menjadi dasar penelitian lanjutan agar kasus ini bisa jelas penyebabnya," terangnya.
Diketahui, sebelumnya, akhir agustus lalu, puluhan warga Dusun Bungung Pandang, Desa Mallasoro, Kecamatan Bangkala, Jeneponto mengalami keracunan massal. Bahkan, dua orang diantaranya meninggal dunia. Keracunan massal ini diduga akibat mengkunsumsi kerang yang mereka ambil di pinggir laut. (sumber: rakyatku.com)
Baca juga artikel sebelumnya
Sementara itu, Kepala BPPBAP, Prof Akhmad Mustafa menyatakan, hasil telaah timnya ini akan menjadi data awal dan pendukung penelitian lanjutan yang lebih komperhensif. Dimana, dalam kasus keracuanan kerang di Jeneponto ini masih harus dilakukan secara mendalam untuk mengetahui pasti penyebabnya.
"Kami sudah membangun komunikasi dengan pihak-pihak terkait baik itu Balai POM serta ahli Forensik Kepolisian. Data ini nantinya akan menjadi dasar penelitian lanjutan agar kasus ini bisa jelas penyebabnya," terangnya.
Diketahui, sebelumnya, akhir agustus lalu, puluhan warga Dusun Bungung Pandang, Desa Mallasoro, Kecamatan Bangkala, Jeneponto mengalami keracunan massal. Bahkan, dua orang diantaranya meninggal dunia. Keracunan massal ini diduga akibat mengkunsumsi kerang yang mereka ambil di pinggir laut. (sumber: rakyatku.com)
Baca juga artikel sebelumnya