Jakarta, Lensaberita.Net - Usai tiga pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta mendaftar ke KPU DKI, tim pemenangan masing-masing bergerak cari cara memasarkan jagoannya. Melalui media sosial, membentuk tim pemenangan, hingga membangun relawan di tiap titik kota Jakarta.
Kelompok-kelompok relawan, organisasi massa, organisasi pemuda menjadi sasaran untuk mencari pengaruh dan meraih suara saat pemilihan nanti, pada 15 Februari 2017. Namun ada yang menarik kala, nama suporter Persija, The Jakmania mulai terseret dalam kontestasi pemilihan kepala daerah DKI Jakarta.
Pada Jumat, 30 September 2016, dideklarasikan Posko Relawan Pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, wilayah Jakarta Pusat. Dari beberapa nama organisasi, terdapat nama The Jakmania sebagai relawan pemenangan pasangan yang diusung Partai Gerindra dan PKS.
The Jakmania tak pernah mendukung calon manapun
Menanggapi hal tersebut, Plt Ketua Umum The Jakmania, Donal Aldiansyah, mengatakan dirinya secara pribadi dan organisasi tidak pernah sekalipun melakukan kesepakatan atau bahkan menyatakan dukungan ke salah satu pasangan calon. Dirinya juga heran bila ada nama The Jakmania dalam acara deklarasi yang dihadiri oleh Anies Baswedan tersebut.
"Tidak ada dukungan dan komunikasi bahwa The Jakmania ikut dukung-mendukung salah satu calon di Pilkada DKI," kata Donal kepada Rimanews.
Terteranya nama The Jakmania, menurut Donal merupakan kesalahan bagi siapa pun yang coba menyeret organisasi suporter sepak bola di Jakarta terlibat dalam Pilkada DKI Jakarta. Karena The Jakmania bukan lah organisasi yang memfasilitasi para pecinta dan fans Persija Jakarta.
Lebih lanjut Donal menambahkan, organisasi yang saat ini dipimpinnya sifatnya terpimpin. Tidak ada yang bisa mengeluarkan pernyataan bahkan dukungan selain kepada Persija Jakarta.
"Jadi tidak ada urusannya The Jakmania dengan apa pun apalagi yang berkaitan dengan politik, khususnya Pilkada DKI Jakarta," tandas Donal.
Anies-Sandiga harus klarifikasi
Reaksi pun bermunculan dari organiasi The Jakmania, salah satu Korwil yang tidak berada di Jakarta mempertanyakan banner yang menuliskan nama organisasi suporter tersebut. Korwil Cikampek melalui akun resminya di twitter mempertanyakan maksud menyeret nama The Jakmania. Mereka meminta klarifikasi banner tersebut.
"Harus ada Klarifikasi terkait hal ini! JAKMANIA BUKAN KENDARAAN POLITIK UTK PEMENANGAN PILGUB DKI 2017! #Sajete, SeJAK kapan THE JAKMANIA resmi menjadi RELAWAN PEMENANGAN salah satu Pasangan PILKADA DKI JKT? THE JAKMANIA BUKAN KENDARAAN POLITIK! #Sajete, Harus ADA PERMOHONAN MAAF DARI PIHAK PASANGAN CAGUB/CAWAGUB yang Dalam Kampanye nya itu membawa nama Organisasi Besar THE JAKMANIA! #Sajete, Kami MINTA KLARIFIKASI RESMI di MEDIA dari pihak Pasangan CAGUB/CAWAGUB karna tlah membawa nm besar Organisasi THE JAKMANIA dlm Kampanyenya!," tulis akun @JakCikampek dalam twittnya.
Sementara itu ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi, Mardani Ali Sera, belum menjawab terkait pertanyaan tersebut. Saat dihubungi, Mardani sedang on air di sebuah stasiun televisi swasta.
Pendiri: The Jakmania hanya untuk Persija
Tidak hanya itu, pendiri The Jakmania Ferry Indrasyarif juga lantang menolak organisasi yang didirikannya diseret dalam ranah politik. Pria yang akrab disapa Bung Ferry ini bahkan menyerukan, apabila ada spanduk, banner atau apa pun di salah satu pasangan calon harus dicopot.
"Kongres PSSI pernah dilaksanakan di Hotel Indonesia. Saat kongres berjalan, ada spanduk terpampang di depan hotel. Spanduk yang menyatakan Jakmania mendukung salah satu calon. Tanpa ragu, saya yang kala itu menjabat sebagai Ketua Umum the Jakmania, segera menurunkan spanduk tersebut. Sempat ada teguran dari pihak polisi dan keamanan hotel, tapi mereka paham ketika saya memperkenalkan diri sebagai pimpinan The Jakmania dan the Jakmania tidak akan memberikan pernyataan dukungan pada siapapun maupun apapun selain dukungan pada Persija Jakarta," tulis Bung Ferry dalam akun facebooknya.
Dirinya juga meminta agar semua anggota The Jakmania tidak membawa nama organisasi dalam menyatakan sikap politiknya.
"Saya tidak anti politik. Tapi saya harus menjaga semangat murni pendirian the Jakmania. Semangat untuk menyatukan anak-anak muda Jakarta. Semangat untuk menjadikan Persija 'Raja' di kampungnya sendiri," tambahnya.
The Jakmania kerap diseret dalam politik Pilkada DKI
Nama The Jakmania terseret dalam Pikada DKI bukannlah pertama kalinya. Pada Pilkada DKI 2007, nama The Jakmania pernah disangkut pautkan dengan Adang Darajatun, kala bertarung dengan Fauzi Bowo. Adang yang kala itu baru saja pensiun dari Polri, disebut dapat dukungan dari orgasisasi yang identik dengan warna oren.
Lima tahun berikutnya, kala pertarungan antara Fauzi Bowo dengan Joko Widodo, The Jakmania juga seperti menjadi komoditi para calon. Bahkan dua calon yang bertarung ketat kala itu, diklaim berada di dua orang yang bertarung mencapai kursi DKI 1.
Bahkan, Jokowi yang masih menjabat sebagai Wali Kota Solo sempat hadir di stadion Manahan Solo bersama ribuan The Jakmania di tribun suporter. Karena saat itu, Persija yang sedang terusir dari Jakarta, memilih kota Solo sebagai home basenya. [src/rimanews.com]
Kelompok-kelompok relawan, organisasi massa, organisasi pemuda menjadi sasaran untuk mencari pengaruh dan meraih suara saat pemilihan nanti, pada 15 Februari 2017. Namun ada yang menarik kala, nama suporter Persija, The Jakmania mulai terseret dalam kontestasi pemilihan kepala daerah DKI Jakarta.
Pada Jumat, 30 September 2016, dideklarasikan Posko Relawan Pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, wilayah Jakarta Pusat. Dari beberapa nama organisasi, terdapat nama The Jakmania sebagai relawan pemenangan pasangan yang diusung Partai Gerindra dan PKS.
The Jakmania tak pernah mendukung calon manapun
Menanggapi hal tersebut, Plt Ketua Umum The Jakmania, Donal Aldiansyah, mengatakan dirinya secara pribadi dan organisasi tidak pernah sekalipun melakukan kesepakatan atau bahkan menyatakan dukungan ke salah satu pasangan calon. Dirinya juga heran bila ada nama The Jakmania dalam acara deklarasi yang dihadiri oleh Anies Baswedan tersebut.
"Tidak ada dukungan dan komunikasi bahwa The Jakmania ikut dukung-mendukung salah satu calon di Pilkada DKI," kata Donal kepada Rimanews.
Terteranya nama The Jakmania, menurut Donal merupakan kesalahan bagi siapa pun yang coba menyeret organisasi suporter sepak bola di Jakarta terlibat dalam Pilkada DKI Jakarta. Karena The Jakmania bukan lah organisasi yang memfasilitasi para pecinta dan fans Persija Jakarta.
Lebih lanjut Donal menambahkan, organisasi yang saat ini dipimpinnya sifatnya terpimpin. Tidak ada yang bisa mengeluarkan pernyataan bahkan dukungan selain kepada Persija Jakarta.
"Jadi tidak ada urusannya The Jakmania dengan apa pun apalagi yang berkaitan dengan politik, khususnya Pilkada DKI Jakarta," tandas Donal.
Anies-Sandiga harus klarifikasi
Reaksi pun bermunculan dari organiasi The Jakmania, salah satu Korwil yang tidak berada di Jakarta mempertanyakan banner yang menuliskan nama organisasi suporter tersebut. Korwil Cikampek melalui akun resminya di twitter mempertanyakan maksud menyeret nama The Jakmania. Mereka meminta klarifikasi banner tersebut.
"Harus ada Klarifikasi terkait hal ini! JAKMANIA BUKAN KENDARAAN POLITIK UTK PEMENANGAN PILGUB DKI 2017! #Sajete, SeJAK kapan THE JAKMANIA resmi menjadi RELAWAN PEMENANGAN salah satu Pasangan PILKADA DKI JKT? THE JAKMANIA BUKAN KENDARAAN POLITIK! #Sajete, Harus ADA PERMOHONAN MAAF DARI PIHAK PASANGAN CAGUB/CAWAGUB yang Dalam Kampanye nya itu membawa nama Organisasi Besar THE JAKMANIA! #Sajete, Kami MINTA KLARIFIKASI RESMI di MEDIA dari pihak Pasangan CAGUB/CAWAGUB karna tlah membawa nm besar Organisasi THE JAKMANIA dlm Kampanyenya!," tulis akun @JakCikampek dalam twittnya.
Sementara itu ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi, Mardani Ali Sera, belum menjawab terkait pertanyaan tersebut. Saat dihubungi, Mardani sedang on air di sebuah stasiun televisi swasta.
Pendiri: The Jakmania hanya untuk Persija
Tidak hanya itu, pendiri The Jakmania Ferry Indrasyarif juga lantang menolak organisasi yang didirikannya diseret dalam ranah politik. Pria yang akrab disapa Bung Ferry ini bahkan menyerukan, apabila ada spanduk, banner atau apa pun di salah satu pasangan calon harus dicopot.
"Kongres PSSI pernah dilaksanakan di Hotel Indonesia. Saat kongres berjalan, ada spanduk terpampang di depan hotel. Spanduk yang menyatakan Jakmania mendukung salah satu calon. Tanpa ragu, saya yang kala itu menjabat sebagai Ketua Umum the Jakmania, segera menurunkan spanduk tersebut. Sempat ada teguran dari pihak polisi dan keamanan hotel, tapi mereka paham ketika saya memperkenalkan diri sebagai pimpinan The Jakmania dan the Jakmania tidak akan memberikan pernyataan dukungan pada siapapun maupun apapun selain dukungan pada Persija Jakarta," tulis Bung Ferry dalam akun facebooknya.
Dirinya juga meminta agar semua anggota The Jakmania tidak membawa nama organisasi dalam menyatakan sikap politiknya.
"Saya tidak anti politik. Tapi saya harus menjaga semangat murni pendirian the Jakmania. Semangat untuk menyatukan anak-anak muda Jakarta. Semangat untuk menjadikan Persija 'Raja' di kampungnya sendiri," tambahnya.
The Jakmania kerap diseret dalam politik Pilkada DKI
Nama The Jakmania terseret dalam Pikada DKI bukannlah pertama kalinya. Pada Pilkada DKI 2007, nama The Jakmania pernah disangkut pautkan dengan Adang Darajatun, kala bertarung dengan Fauzi Bowo. Adang yang kala itu baru saja pensiun dari Polri, disebut dapat dukungan dari orgasisasi yang identik dengan warna oren.
Lima tahun berikutnya, kala pertarungan antara Fauzi Bowo dengan Joko Widodo, The Jakmania juga seperti menjadi komoditi para calon. Bahkan dua calon yang bertarung ketat kala itu, diklaim berada di dua orang yang bertarung mencapai kursi DKI 1.
Bahkan, Jokowi yang masih menjabat sebagai Wali Kota Solo sempat hadir di stadion Manahan Solo bersama ribuan The Jakmania di tribun suporter. Karena saat itu, Persija yang sedang terusir dari Jakarta, memilih kota Solo sebagai home basenya. [src/rimanews.com]