Karena Jonan Tak Haus Kekuasaan Seperti Anu
Penulis : Alifurrahman
Dari beberapa menteri yang direshuffle oleh Presiden Jokowi beberpa waktu lalu, ada 3 Menteri yang paling dipertanyakan mengapa dicopot? Anies Baswedan, Ignasius Jonan dan Rizal Ramli.
3 menteri ini memiliki nilai plus tersendiri. Rizal Ramli jago ngepret, Anies Baswedan santun dan Ignasius Jonan yang ngeyel karena taat aturan. Banyak publik bertanya-tanya mengapa mereka dicopot? Saya melalui informan seword sudah pernah memberikan alasan-alasan logisnya. Selengkapnya: http://ift.tt/2dDBUIJ
Awalnya saya mengira Anies Baswedan yang akan mendapat posisi baru, entah sebagai apa. Sebab saya menyayangkan Anies yang dicopot, padahal rekam jejaknya tidak buruk.
Namun melihat Anies Baswedan yang kemudian menyebrang sangat jauh ke Gerindra, menjadi Cagub DKI, jadi jelas terlihat sangat berambisi mengejar kekuasaan. Begitu juga dengan Rizal Ramli, sempat juga terlibat dalam proses dalam kontestasi calon Gubernur DKI. Sementara Jonan sama sekali tidak terlibat dalam proses pencalonan Gubernur DKI.
Setelah cagub cawagub resmi mendaftar, seminggu setelahnya, atau hari ini Presiden mengangkat Jonan sebagai Menteri ESDM dan Archandra sebagai Wamen.
Bagi saya ini sangat menarik. Mengapa Jonan kembali masuk kabinet? Mengapa ada wakil menteri?
Jika melihat sepak terjang Jonan, dia ini menteri yang sangat keras kepala. Beberapa kali berbeda pendapat dengan Menteri Rini, pun pernah juga absen dari peresmian kereta cepat. Ngeyel puol. Alasannya hanya satu, aturan. Jonan terlihat tak mau kompromi.
Sikap ngeyelnya ssmpat dianggap kurang pantas dalam posisinya sebagai menteri, saat mengomentari soal macet Brexit. Jonan bilang "hanya orang tolol yang nyuruh mundur gara-gara itu (macet Brexit)," kata Jonan saat inspeksi mendadak di Stasiun Pasar Turi, Surabaya, Senin, 11 Juli 2016. http://ift.tt/2ddGaAP
Jonan lambat meminta maaf pada rakyat. Meski sebenarnya memang tak perlu minta maaf, sebab suara-suara mundur itu muncul dari politisi sapi-sapian. Politis.
Tapi di balik itu semua, tak ada yang bisa mengingkari kinerja positif Jonan di Kemenhub. Jonan bisa dibilang sukses menjadi Menteri.
Sampai di sini, sebenarnya menjadi mudah untuk menjawab kenapa Jonan kembali diangkat jadi menteri. Jonan merupakan sosok orang yang ngeyel karena aturan, serta orang yang tidak mengejar jabatan seperti Anies dan Rizal Ramli.
Kebetulan di sektor ESDM memang membutuhkan sosok yang ngeyel, tanpa kompromi. Banyak aturan yang harus diperbaiki.
Selain itu faktor tidak mengejar jabatan ini cukup penting. Karena orang yang tak mengejar jabatan akan bekerja tanpa berpikir tentang citra dan komentar orang. Sehingga ke depan Presiden bisa percaya pada Jonan, bahwa apa yang dilakukannya bukan manuver politik atau pencitraan.
Kemudian Presiden juga menunjuk wakil Menteri. Saya pikir ini penting mengingat sektor ESDM butuh orang yang inovatif dan paham soal energi, namun juga harus lihai dalam birokrasi dan korporasi.
Archandra bisa dibilang profesional dan paham soal energi. Minimal contoh kongkritnya blok Masela yang dibangun di darat berkat saran dan masukan dari Archandra.
Bagi saya ini menjadi menarik. Jonan kuat di daya tarik media dan mampu tutup telinga saat menaati aturan. Sementara Archandra punya keahlian untuk mengembangkan energi di Indonesia. Bisa saling melengkapi.
Pengangkatan Jonan menjadi menteri lagi juga menganulir opini negatif tentang Kemenhub yang baru kemarin disidak oleh Presiden terkait pungli.
Menhhindari keributan
Saya salut dengan langkah-langkah Presiden Jokowi. Tak terbayang sebelumnya ide mengangkat Jonan dan Archandra secara bersamaan. Keputusan ini cukup mameredam keributan dan tujuan reformasi energi juga bisa jalan. Di sisi lain, ada bonus keributan tentang Ahok dan FPI. Konsentrasi publik agak terpecah dan tidak mempermasalahkan Archandra lagi.
Sebenarnya, secara hukum dan aturan, Archandra bisa saja kembali menjadi menteri. Namun itu sepertinya akan menimbulkan keributan lagi, dan ini tidak baik untuk iklim investasi energi di Indonesia. Kemudian kita terlibat dengan keributan-keributan yang tidak perlu.
Semoga ke depan akan banyak perubahan di sektor energi. Syukur kalau bisa benar-benar merombak total demi kenyamanan seluruh rakyat Indonesia.
Terakhir, saya pikir Presiden Jokowi sudah menemukan calon Wakil Presiden yang pas untuk 2019 nanti.
Selengkapnya :
http://ift.tt/2dRbjbe