Salah satu bocah yang tenggelam di air deras gorong-gorong rel kereta api Desa Kembang Kecamatan Banjarejo. (foto: ilustrasi) |
Berdasarkan keterangan dari Kepala Desa Kembang, Ahmad Nur Ali, kejadian berawal Sabtu siang pukul 12.00 wib ketika kedua korban bersama temannya Mila (8) dan Tyas (11) sedang mandi, bermain air di gorong-gorong bekas rel kereta api di desanya.
"Namun karena arus sangat deras, mengingat pada malam harinya usai turun hujan sangat lebat sehingga Maj'di Amrullah terseret air. Melihat kejadian itu, Satrio ingin menolong namun justru ikut terseret air dan tenggelam," ucap Kades.
style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif">Masih menurut Kades, kemudian Mila dan Tyas berteriak meminta tolong sehingga datang warga lainnya untuk memberikan pertolongan. Bandi dan Sumadi yang saat itu sedang tidak jauh dari lokasi langsung datang memberikan pertolongan. Namun keduanya ditemukan sudah tidak sadarkan diri.
"Begitu ditemukan, kami langsung bawa ke Puskesmas Banjarejo untuk mendapatkan perawatan. Namun sesampainya disana, dua bocah ini dinyatakan telah meninggal dunia," ucap Kades Ahmad Nur Ali.
Supanda dan Sunoto, orang tua kedua bocah tersebut pun tampak histeris melihat anaknya telah terbujur kaku tak bernyawa di Puskesmas Banjarejo. Berdasarkan pemeriksaan medis, petuas tidak menemukan tanda tanda penganiayaan.
"Ini murni karena tenggelam, karena di sekujur tubuh korban tidak kami temukan bekas penganiayaan," ucap dr.Chandra petugas Puskesmas Banjarejo.
Setelah diperiksa, jenazah kedua bocah ini selanjutnya dikembalikan ke keluarga untuk dimakamkan. Isak tangis keluarga dan kerabat mengiringi kepulangan jenazah ke rumah duka.
Atas kejadian ini, Kades Kembang, Ahmad Nur Ali menghimbau kepada seluruh warganya untuk meningkatkan pengawasan kepada anak-anak agar tidak bermain di lokasi yang membahayakan. Ia tidak mau kejadian seperti ini terulang kembali. (ag-infoblora)