Terbongkar! Agus Yudhoyono Takut Debat Karna Sudah Tahu Pasti Kalah Lawan Ahok dan Anies!

Jakarta, Lensaberita.Net - Dalam pengamatan kami, setidaknya sudah dua kali Agus Harimurti Yudhoyono menampik undangan stasiun TV nasional untuk debat kandidat Pilkada DKI 2017.

Hal itu memang menjadi komitmen Agus di awal, yakni ia hanya akan datang dalam debat yang diadakan oleh KPUD karena sifatnya wajib. Praktis, dalam debat informal di TV, hanya Basuki Tjahaja Purnama dan Anies Baswedan yang hadir.

Agus mengaku lebih memilih menggunakan waktu untuk menjumpai pemilih, ketimbang pasang wajah di TV beradu argumen dengan kubu lain.

Sikap Agus yang ganjil ini pun menjadi sorotan publik. Bagi pendukung, mendatangi konstituen lebih penting, sedangkan kubu lawan menilai langkah anak mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini demi menjaga citra karena takut dibanting oleh kelihaian Anies dalam beretorika dan pengalaman Ahok dalam memimpin.

Sembunyi bagian dari strategi

Di meja debat, Agus jelas bukan lawan sepadan bagi Anies, yang berlatar akademis dan sempat menduduki jabatan menteri. Di kampus, dihadapkan dengan Anies, status Agus pasti baru level mahasiswa. Kalaupun dia mahasiswa yang kritis, Anies tetaplah dosen dengan segala pengalaman dan bacaan yang luas.

Orang boleh menohok Anies yang gagal menjadi menteri. Akan tetapi, mulut Anies tidak hanya dapat mengumbar senyum manis, tetapi kata-kata yang keluar darinya dapat menghipnotis. Anies bahkan pantas menjadi guru public speaking sekaligus logika bagi Agus.

Sementara itu, Ahok adalah birokrat dan eksekutor ulung. Meledak-ledak, kasual dan cenderung kasar dalam bicara justru akan menambah kegarangan di meja debat. Ditanya soalan apa pun tentang pemerintahan, Ahok pasti tahu jawabannya dari pengalaman. Meskipun tak selihai Anies dalam beretorika, Ahok tetap akan membuat orang manggut-manggut jika mendengarkan idenya, walau terkadang sedikit tak lazim bagi kebanyakan orang.

sans-serif; font-size: large">Kita tentu tidak akan mau bertanding jika hanya untuk kalah, apalagi Agus yang sudah mengorbankan banyak hal untuk Pilgub ini. Seorang pelatih tinju kelas bantam tidak akan mengizinkan anak asuhnya bertanding melawan juara kelas berat. Siapa pun penasehatnya, tentu tidak akan mengizinkan Agus dibantai oleh Anies dan Ahok.

Citra Agus harus diamankan, meskipun tak ikut bertanding juga bukan tanpa resiko, minimal dikritik. Akan tetapi, kritikan orang per orang tentu lebih bisa berterima ketimbang masyarakat melihat langsung kelemahan kandidat.

Agus tentu ingin mengamankan keunggulannya dalam survei. Hasil survei Charta Politika, yang dilakukan pada 17-24 November 2016, menempatkan pasangan Agus-Sylviana berada di urutan teratas dengan 29,5 persen suara, Ahok-Djarot 28,9 persen, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno 26,7 persen. Sementara itu, responden yang belum menentukan pilihan sebanyak 14,9 persen.

Debat resmi antarcagub-cawagub akan digelar tiga kali, yakni pada 13 dan 27 Januari 2017, serta 10 Februari 2017. Debat tersebut akan disiarkan secara langsung oleh beberapa stasiun televisi. Ketimbang menghadiri debat undangan TV, Agus memang lebih baik latihan untuk debat kandidat tersebut. Tak perlu berharap banyak, asalkan tidak terlalu kelihatan unyu-unyu di hadapan Ahok dan Anies itu sudah sangat bagus.

Selain undangan di TV, Agus juga sembunyi dari undangan debat dari para akademisi di kampus Universitas Islam Negeri Jakarta dan para aktivis di Gedung Joang. Pantas jika Hastag #AHYTakutDebat pun menjadi trending topik di Twitter.

Minim persiapan dan pengalaman jelas bergelayut dalam diri Agus. Dia pasti sulit bereaksi secara instan dalam menjawab pertanyaan atau serangan lawan. Jika reaksinya seperti mahasiswa yang cemas ketika dicecar dengan pertanyaan dosen saat ujian skripsi, hal ini bisa fatal dan jelas berpengaruh kepada kepercayaan publik.

Jadi, menghindari debat guna minimalisasi dampak buruk adalah cara yang sangat rasional. Tiga ronde debat wajib di KPUD bakal cukup membuat Agus ngos-ngosan, buat apa coba-coba bertanding dua belas ronde.

Barangkali ini adalah yang dimaksud Agus dengan strategi defense alias bertahan. Kita semua tahu, salah satu cara bertahan adalah bersembunyi. Seumpama cara ini berhasil mengantarkan Agus ke kursi DKI 1, bukan mustahil jika strategi petak umpet akan masuk ke dalam kamus politik Indonesia. [src/rimanews]

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :