UNBK Terkesan Dipaksakan ?

OMBOK TENGAH, sasambonews.com. Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Lombok Tengah (Loteng), dinilai terlalu dipaksakan. Apalagi, sekolah yang ditunjuk untuk melaksanakan program itu, masih kekurangan sarana dan prasarana. Seperti, komputer, belum lagi persoalan server, jaringan internet dan listrik. "Kalau memang belum siap sarana dan prasarananya. Jangan terlalu dipaksakan. Sampai sekolah itu betul-betul siap," ungkap anggota Komisi IV DPRD Loteng, H Ahmad Supli.

Oleh sebab itu, terkait dengan pelaksanaan UNBK ini kata Ahmad Supli, sebaiknya pemerintah lebih menitik beratkan pada persoalan yang masih menjadi kendala sekolah hingga kini. Artinya, pemerintah jangan buat kebijakan kalau tidak mampu menyiapakan segala sesuatunya. "Siapkan dulu sarana dan prasarananya, baru pelaksanakan UNBK itu bisa dijalankan dengan baik," tuturnya.

Untuk itu, terkait dengan persoalan ini, ia akan turun mengecek kesiapan sekolah yang menjadi pelaksanakan UNBK. Seperti apa kesiapannya, apakah betul-betul sudah siap atau memang memaksanakan diri ikut sebagai pelaksana UNBK. "Nanti kita tentukan Jadwalnya. Intinya kita akan turun mengecek ke sekolah pelaksana UNBK," tandasnya.

Sebelumnya, Kepsek SMAN 1 Batukliang, Lalu M Izam menyatakan, sekolahnya belum siap melaksanakan ujian UNBK. Karena sarana pendukung yang belum ada. Seperti, komputer. Disatu sisi komputer yang dibutuhkan sebanyak 70 unit sepertiga dari jumlah siswa sebanyak 212 siswa. Begitu pula daya listrik yang masih kurang. Karena sekolah baru memiliki daya sebesar 5.500 wat. Itupun untuk memadai daya listrik yang dibutuhkan dalam mengahadapi UNBK harus sebesar 11.000 wat. Artinya harus ada penambahan daya sebesar 5.500 wat. Tidak hanya itu jaringan instalasi ke komputer juga belum ada. Sehingga, semua kendala ini menjadi perhatiannya saat ini. "Kita memang masih punya kendala. Tapi, kita akan terus upayakan semua itu," ujarnya.

Kemudian, bila tiba waktunya pelaksanaan ujian nanti, belum saja bisa terpenuhi alat pendukung seperti komputer, maka ia berencana akan memakai laptop guru dan siswa.  "Untuk mengatisipasi semua itu, kami sudah mulai mendata guru dan siswa yang punya laptop," tungkasnya. |dk

Subscribe to receive free email updates: