SJO BANDUNG - Dalam rangka memperkuat keketuaan Indonesia di Indian Ocean Rim Association (IORA) dan sebagai tindak lanjut dari penyelenggaraan IORA Leader's Summit pada tanggal 5-7 Maret 2017 di Jakarta, Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman akan menyelenggarakan the Second IORA Ministerial Blue Economy Conference (BEC 2) pada tanggal 8-10 Mei 2017 di Jakarta. Pertemuan tersebut akan dihadiri oleh 21 negara Anggota IORA, 7 negara Mitra Wicara dan Observers.
Terkait dengan hal tersebut, pada tanggal 20 April 2017 di Bandung, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman bekerjasama dengan Universitas Padjadjaran dan Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran, menyelenggarakan Seminar Nasional IORA dengan tema "Financing Blue Economy". Seminar ini membahas tema utama BEC 2 dan dimaksudkan untuk mendapat masukan dari civitas academica, praktisi serta masyarakat umum di Bandung.
Menurut Asisten Deputi Delimitasi Zona Maritim Kemenko Kemaritiman, Ayodhia Kalake, seminar yang dilakukan di Bandung, Kamis (20/4) ini bertujuan untuk mendapatkan masukan dari para civitas akademika, stakeholders, praktisi serta masyarakat umum. "Kami ingin memperoleh gambaran permasalahan di lapangan terkait pengembangan konsep ekonomi biru ini, serta mendapatkan masukan dari mereka agar dalam konferensi nanti, pemerintah Indonesia dapat menawarkan model dan implementasi yang nyata dari negara kita," ujarnya disela-sela seminar. Agar konferensi tersebut menghasilkan luaran (output) yang nyata, maka Kemenko Kemaritiman melaksanakan sebuah Seminar Nasional IORA yang bertajuk "Financing Blue Economy" atau Pembiayaan Ekonomi Biru. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, sangat serius dalam mendukung pengembangan dan implementasi ekonomi biru untuk tingkatkan perekonomian di berbagai sektor.
Lebih lanjut, Ayodhia, mengatakan bahwa ada 13 narasumber yang terdiri dari perwakilan Kedeputian II,III dan IV Kemenko Kemaritiman, akademisi, pakar serta praktisi dari perbankan (BI dan BRI), Pelindo 2, CTI-CFF (Prakarsa Segitiga Terumbu Karang), SGS Indonesia dan Badan Pengusahaan Batam untuk empat isu.
Isu itu antara lain Perikanan dan Akuakultur, Wisata Bahari, Jaringan Pelabuhan dan Kepabeanan serta Penanganan Sampah Plastik di Laut. "Untuk mengembangkan ekonomi biru kita tidak hanya melihat dari sisi lingkungan saja namun juga dari sisi lainnya, termasuk mengundang pihak perbankan yang dapat berperan dalam implementasi ekonomi biru. Topik-topik tersebut sesuai dengan apa yang akan didiskusikan pada konferensi IORA tentang Ekonomi Biru pada bulan Mei mendatang" tambahnya.
Dia pun lantas mencontohkan, pada isu tentang pelabuhan dan kepabeanan, Kemenko Kemaritiman ingin membuka peluang kerja sama dengan negara-negara IORA. "Kami juga ingin mengetahui potensi pasar yang bisa dibuka dari dari topik itu," tambah Ayodhia Kalake.
Walikota Bandung, Ridwan Kamil, dalam sambutannya menyatakan harapannya agar tidak hanya ekonomi daratan yang menjadi konsep utama ekonomi, namun ekonomi lautan melalui seminar ini juga dapat menginspirasi cetak biru ekonomi Indonesia yang sedang bertransisi menjadi negara maju. Ketua IKA Unpad Hikmat Kurnia serta Wakil Rektor III Universitas Padjajaran turut hadir dalam acara itu.
Dubes Eddy Pratomo, Utusan Khusus Presiden RI untuk Penetapan Batas Maritim, yang juga merupakan eminent person Indonesia untuk IORA, membuka acara dimaksud. Di dalam pembukaannya, beliau menyampaikan bahwa Seminar Nasional ini merupakan bagian dari rangkaian acara Konferensi Tingkat Menteri IORA Blue Economy pada bulan Mei mendatang dan tindak lanjut dari KTT IORA yang telah diselenggarakan pada bulan Maret 2017. Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa Konferensi Tingkat Menteri Blue Economy
merupakan rangkaian dari implementasi Sustainable Development Goals (SDGs).
Pada kesempatan yang sama, Penasihat Kehormatan Menteri Pariwisata, Prof. Indroyono Soesilo, menyampaikan ingin memanfaatkan momentum Konferensi Tingkat Menteri IORA untuk Ekonomi Biru sebagai sarana promosi destinasi wisata prioritas. "Lombok Selatan adalah salah satu contoh wilayah yang sudah mengembangkan program ekonomi biru yang terintegrasi karena ada pengembangan wisata bahari dan mina padi," sebutnya. Program tersebut, tambahnya, merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Food and Agriculture Organization (FAO) pada tahun 2013. "Kebetulan disana ada KEK Mandalika yang tengah dikembangkan oleh pemerintah sebagai obyek wisata prioritas.
Blue Economy atau Ekonomi Biru merupakan pendekatan sistemik yang bertujuan untuk meningkatkan kemajuan ekonomi berbasis kelautan dengan mengedepankan keterlibatan sosial dan ketahanan lingkungan.
Tujuan pengembangan model ini adalah untuk mengatasi masalah kelangkaan sumberdaya alam sekaligus isu sampah dalam pengembangan kemakmuran ekonomi.
Rencananya, dalam Konferensi Tingkat Menteri pada bulan Mei mendatang, akan ada Working Sessions, Senior Official Meeting dan Ministerial Meeting yang melibatkan 21 Negara Anggota IORA, dan 7 Negara Anggota dialogue partners serta observers. ***