SBOBET Indonesia - Ketika peluncuran buku saya yang berjudul " Papua: Antara Uang dan Kewenangan " di Jakarta, Senin (19/9). Saya merasa bersyukur bahwa di tahun ketiga pembangunan di Papua sudah banyak perubahan dengan dukungan pemerintah pusat, Pak Jokowi yang luar biasa.
Presiden-presiden sebelumnya mungkin hanya satu atau dua kali saja berkunjung ke Papua. Hal itu berbeda dengan Jokowi yang sudah berkali-kali ke Papua di awal masa jabatan. Pak Jokowi luar biasa, sangat merakyat sekali.
Namun saya juga mengingatkan bahwa masih banyak hambatan yang dihadapi dalam membangun Papua. Misalnya, masih banyak kebijakan pusat yang bertentangan dengan kondisi di daerahnya, ini yang harus kita diskusikan bersama dengan hati yang tulus dan terbuka, demi Papua.
Saya selalu mengamati setiap kebijakan Presiden Jokowi dengan Konsep Trisakti dan Nawacitanya. Saya selalu catat, baik yang saya dengar secara langsung maupun yang saya baca di Media cetak dan Media sosial serta media elektronik. Apalagi jika Presiden Jokowi berbicara tentang Papua, kata-kata yang dikeluarkan Presiden, masyarakat, tokoh masyarakat, pejabat daerah dan pejabat pusat selalu saya catat.
Hal ini saya lalukan untuk mensinkronkan program Nawacita Presiden Jokowi dan Program saya Gerbang Mas Hasrat Papua. Kedua konsep Program tersebut harus seiring sejalan dan saling dukung mendukung.
Semuanya bertujuan sama yaitu untuk mencapai Visi dan Misi Presiden guna pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Sengaja beberapa pernyataan Presiden Jokowi saya beri warna merah dalam buku saya ini, agar untuk bisa mengingatkan kita kembali dikemudian hari.
Pak Jokowi adalah Guru saya dan panutan saya, beliau mencitai Papua dari Hatinya yang paling dalam. Program Pak Jokowi dan Nawacitanya telah terbukti berhasil terlaksana di Papua dan sangat dirasakan mamfaatnya oleh masyarakat Papua.
Kedepannya, Program Gerbang Mas Hasrat Papua dan Program Nawacita akan benar-benar dipadukan menjadi sesuatu kekuatan Program yang dasyat bagi pembangunan kesejahteraan masyarakat Papua.
Pembangunan di Papua mendukung baru benar-benar terasa setelah adanya Undang-Undang Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua. Semua orang Papua akui itu, setelah ada dana Otsus Papua.
Saya sangat menghargai gagasan dan perjuangan luar biasa oleh orang Papua hingga lahirlah UU itu. Saya melanjutkan apa yang sudah diperjuangkan senior Papua. Namun, UU itu dirasakan masih banyak kekurangan. Terutama dari sisi kewenangan Pemprov Papua.
Regulasi tanpa kewenangan juga tidak ada arti bagi kita membangun Papua. Saat ini ada kondisi yang tidak bisa dihindari yaitu semakin banyaknya imigran datang ke Papua. Kita ingin keluar dari kemiskinan tapi imigran semakin banyak datang ke Papua.
Dari hati yang paling dalam, saya mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo karena terus memperhatikan pembangunan di Papua. Terlebih, sektor perekonomian terhadap mama penjual di Pasar Mama Papua. Walau pekerjaan Presiden Joko Widodo padat, tetapi terus kembali untuk ke Papua.
Dan saya sampaikan ucapan terimakasih itu dalam sambutan saya di lokasi Pembangunan PasarmBudaya Mama Papua, Sabtu 30 April 2016. Pembangunan pasar mama Papua, dan pembangunan Indrastruktur lainnya di Papua. Sebenarnya pembangunan pasar mama mama Papua telah diimpikan sejak 13 tahun lalu, tetapi pembangunannya selalu terhambat.
Isu pasar mama Papua juga telah menjadi isu nasional dan dimulainya pembangunan pasar ini menjadi perhatian serius bagi mama Papua. Pertumbuhan ekonomi di Papua tanpa tambang 8,2 persen dan salah satunya adalah kontribusi mama Papua dalam bidang sektor ekonomi.
Selasa malam kemarin, produser Mata Najwa mengundang Presiden Jokowi dan saya tampil di Mata Najwa. Isu yang dibahas adalah isu sensitif dan sedang panas: keberadaan Freeport di Papua. Mulanya saya yang tampil pertama, sembari menunggu Presiden Jokowi datang. Di pengantar komentarnya, saya meminta pemerintah pusat tegas kepada Freeport termasuk (kalau perlu) untuk tidak memperpanjang kontrak karya.
Sembari tersenyum, Najwa kemudian memancing saya: apa yang akan dilakukan gubernur Papua seandainya Freeport benar-benar hengkang dari tanah Papua. "Saya tak mau berandai-andai. Kami orang Papua, butuh yang konkret. Bukan janji dan seandainya."
Penonton bertepuk tangan setelah seorang produser yang tidak disorot kamera memberikan aba-aba untuk bertepuk tangan. Jusuf Kalla manggut-manggut. Luhut menatap serius. Sudirman cemberut. Rini tanpa ekspresi. Setya memejamkan mata. Surya mengelus-elus dagunya yang penuh bulu.
Tepuk tangan penonton semakin keras saat Jokowi masuk ke studio bersamaan dengan berakhirnya pengambilan gambar untuk saya. Semua pejabat segera berdiri, memberi hormat dan menyalami Jokowi.
Sebelum duduk, Presiden Jokowi melambaikan tangan ke arah penonton dan mesam-mesem. Najwa berjalan mendatangi Presiden Jokowi dan menyalami. Keduanya saling sapa dan tertawa. Presiden Jokowi memeluk saya, saya membalas pelukan Presiden Jokowi.
Mata kami terlihat basah. Sesaat, suasana acara Mata Najwa jadi hening. Najwa Shihab berkali-kali mengusap matanya. Dia juga terisak. Penonton di studio Metro TV sesenggukan. Mereka terharu.
Setelah keheningan di studio mulai cair, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang duduk di barisan depan segera berdiri menyalami Jokowi dan sya. Disusul di belakangnya Luhut Panjaitan, Sudirman Said, Rini Soemarno, Surya Paloh, dan Setya Novanto.
Suasana lalu berubah menjadi kegembiraan. Semua orang di studio tersenyum. Beberapa menit kemudian, prosedur memberi isyarat pengambilan gambar kedua akan segera dimulai. Presiden Jokowi dan Najwa diminta tampil ke panggung, duduk di kursi berhadapan dengan Najwa.
Roll… action…
Kamera menyorot Najwa, dan dia segera memberi pengantar dengan narasi penuh rima mirip narasi acara Silet. "Freeport adalah isu besar. Kehadirannya menyangkut nasib bangsa yang besar. Tapi akankah pemerintah mengambil keputusan yang besar? Sejauh apa keputusan besar itu akan berdampak seandainya tambang Freeport, kelak diambil oleh putra-putri dari bangsa yang besar? Permisa, di tengah-tengah kita telah hadir Presiden Jokowi yang akan menjelaskan soal isu besar itu…"
"Selamat malam, Pak Presiden, selamat datang di Mata Najwa…"
"Selamat malam, Mbak Najwa. Anda ini hebat. Semua pejabat bisa dikumpulkan di studio. Pak Surya pintar memilih Mbak Najwa…"
Bersamaan dengan itu, produser memberi aba-aba agar penonton di studio bertepuk tangan, dan seluruh penonton segera bertepuk tangan. Najwa membuka pertanyaan dengan meminta penjelasan Jokowi soal kemungkinan tidak memperpanjang kontrak karya Freeport. Presiden Jokowi mesam-mesem menyimak pertanyaan Najwa tapi sejurus kemudian wajahnya berubah serius.
"Begini, Mbak Najwa. Hari ini, saya mendapat laporan ada 41 anak-anak di Mbuwa, Nduga, Papua meninggal dunia. Mereka sakit oleh penyakit yang belum diketahui. Para dokter di Wamena dan Jayawijaya angkat tangan, dan tentu saja saya sebagai presiden merasa terpukul…"
Suasana di studio menjadi hening. Najwa yang biasa menyela terlihat menahan diri. Presiden Jokowi segera melanjutkan penjelasannya.
"Papua itu kaya, Mbak Najwa, dan tambang Freeport hanya salah satu kekayaan tanah Papua. Saya sungguh bersedih, karena anak-anak itu seharusnya tidak mati di tanah yang kaya…"
"Kami mendengar, mereka terserang malaria, Pak Presiden?"
"Laporan awal yang masuk pada saya juga mengatakan begitu tapi para dokter sudah memastikan, mereka bukan mati karena malaria."
"Sakit apa mereka…?"
"Ya itu yang belum diketahui."
"Sudah ada tim yang akan dikirim ke Papua, Pak Presiden?"
"Betul. Saya sudah membentuk tim. Tim ini sudah saya buat sejak seminggu sebelumnya, tapi bukan tim untuk menyelidiki kasus kematian 41 anak-anak Papua itu."
"Lalu tim apa, Pak Jokowi?"
"Saya membentuk tim pemutusan kontrak karya untuk Freeport Indonesia. Saya Presiden Republik Indonesia, Mbak Najwa. Dan saya akan sampaikan lewat Metro TV… Sebagai Presiden Republik Indonesia, saya memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak karya Freeport Indonesia. Dan mulai akhir tahun depan, semua pengelolaan Freeport harus diserahkan kepada pemerintah Indonesia…"
Suasana seketika menjadi hening. Mata para pejabat yang duduk di bangku barisan depan, membelalak semuanya seolah tak percaya dengan penjelasan Presiden Jokowi. Prosedur acara juga sampai lupa untuk memberi aba-aba agar penonton bertepuk tangan.
"Terus bagaimana kelanjutan penambangan Freeport, Pak Jokowi?"
"Soal sisa kontrak Freeport yang berakhir pada tahun 2019, akan kami selesaikan dengan cara bermartabat dan terhormat. Pengelolaan bekas tambang Freeport, setelah itu akan diserahkan kepada Papua untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat di sana.
Semuanya. Sebagian besar, pemerintah pusat hanya akan mengawasi dan mengambil sedikit bagian yang akan disalurkan lewat APBN untuk digunakan oleh daearah-daerah lain terutama daerah yang miskin…"
Belum selesai Presiden Jokowi menjelaskan, saya segera berdiri dan berjalan ke arah Presiden Jokowi. Saya menyalami Presiden Jokowi. Presiden Jokowi menyalami dan memeluk saya. Produser telat memberi aba-aba karena semua penonton sudah telanjur bertepuk tangan. Adegan itu sebetulnya tak masuk dalam run down acara Mata Najwa tapi empat kamera besar di studio terus merekamnya.
"Terima kasih, Pak Presiden. Terima kasih. Kami tidak salah pilih, Pak Presiden adalah Presiden rakyat…"
Saya membalas pelukan Presiden Jokowi. Presiden Jokowi semakin mendekap saya. Mata kami lalu berkaca-kaca.
Setelah menyalami Presiden Jokowi dan saya, terlihat Luhut, Rini, dan Sudirman seperti sibuk menelepon dengan ponsel mereka. Penonton meriung, bergantian menyalami Presiden Jokowi dan saya. Paspampres kewalahan tapi Presiden Jokowi melarang mereka mengusir penonton yang mendekat.
Di pojok panggung, wakil Presiden Jusuf Kalla dan Surya tampak berbicara pelan dan serius. Surya kemudian memanggil Najwa dan berbicara tak kalah serius sambil menuding-nuding. Najwa manggut-manggut.
Malam itu Presiden Jokowi membuat lembaran sejarah baru bagi Indonesia, bagi Papua. Dia telah menunjukkan kelasnya sebagai pemimpin berbakat, penuh wibawa dan penuh ketegasan.
Bukan presiden yang kelasnya hanya disetir oleh kepentingan politik dan bisnis segelintir elite. Najwa Shihab pun mendapat banyak ucapan selamat. Ponselnya berdering tanpa henti. Tapi Najwa bingung karena merasa Metro TV tidak pernah mengambil gambar untuk acara Mata Najwa yang menghadirkan Jokowi dan Lukas untuk membahas pencabutan kontrak karya Freeport.
Tidak pernah ada. Lewat Twitter, admin Mata Najwa mengabarkan, yang akan disiarkan Rabu malam nanti di Mata Najwa adalah pembacaan puisi oleh Jusuf Kalla, sejumlah menteri, gubernur, dan pejabat lainnya. Temanya "Berjabat Tangan dengan Rakyat." Acara canda tawa, riang gembira. Dan tentu saja, acara itu sama sekali tidak akan membicarakan 41 anak Papua yang mati sebab tak terobati.
Kunjungan Jokowi, Sentuhan kasih untuk rakyat Papua
Saya menyanggah pernyataan beberapa pejabat Jakarta soal saya tak pernah ada di tempat saat Presiden Jokowi berkunjung. Saya selalu berusaha mendampingi Jokowi seperti pada kunjungan pertama.
Dalam kunjungan pertama ke Papua pada akhir Desember 2014, saya menjemput Presiden Joko Widodo di Bandara Sentani, pada tanggal 27 Desember 2014 untuk merayakan Natal Bersama di Kota Jayapura. Selanjutnya, saya menemani Presiden Joko Widodo ke Wamena, Jayawijaya, pada 28 Desember 2014, dan melepas Presiden Joko Widodo di Biak, pada 29 Desember.
Sedangkan dalam kunjungan kedua ke Papua pada 8-9 Mei 2015 lalu, saya masih tahap pemulihan dari sakit. Saya menugaskan Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, untuk menemani Presiden Joko Widodo di Jayapura, pada 8 Mei dan kunjungan ke Merauke, pada 9 Mei
Sebagai Wakil Pemerintah Pusat di Daerah, Gubernur bersama MRP dan DPRP Papua telah melakukan berbagai perubahan pendekatan pembangunan untuk membangun Papua yang lebih baik dalam ikatan NKRI.
Dalam konteks hubungan pusat-daerah, Pemerintah Provinsi Papua menjalankan berbagai kebijakan Nawacita yang ditetapkan di dalam RPJMN Tahun 2015-2019. Karena itu, kunjungan kerja Presiden Joko Widodo, menjadi bagian dari sentuhan Kasih dari Pemerintah Pusat dalam menyapa rakyat Papua dan juga dilihat sebagai upaya memantapkan berbagai kebijakan negara.
Bahwa Jembatan Holtekamp di Kota Jayapura yang di-groundbreaking oleh Presiden Joko Widodo pada 8 Mei 2015 adalah salah satu terobosan Pemerintah Provinsi Papua sejak April 2013, dengan membuat skema cost-sharing antara Kementerian Pekerjaan Umum, Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Kota Jayapura.
Dalam perspektif Papua, Jembatan Holtekamp dijadikan landmark Indonesia di hadapan kawasan Pasifik, dan sebagai simbol kemajuan infrastruktur di wilayah perbatasan RI-PNG. Demikian pula, panen raya di Merauke pada 9 Mei 2015, merupakan bagian dari pendekatan wilayah adat Animha di Papua yang menjadikan Merauke sebagai sentra pangan di Kawasan Timur Indonesia.
Saya selama ini telah berkoordinasi dengan Kementerian PPN/Bappenas untuk menata pendekatan pembangunan yang lebih khas ke-Papua-an. Salah satu terobosan itu adalah dimasukkannya pendekatan pembangunan ekonomi wilayah berbasis 5 kesatuan adat ( Mamta, La Pago, Me Pago, Animha, dan Saireri ) ke dalam RPJMN Tahun 2015-2019.
Terobosan pendekatan yang dijalankan Pemerintah Provinsi Papua, adalah bagian dari komitmen Presiden Joko Widodo di dalam membangun Indonesia dari pinggiran dengan pola desentralisasi yang asimetrik.
Saat berkunjung ke Tanah Papua beberapa hari lalu, Presiden Jokowi menghadiri agenda kepresiden guna melihat perkembangan infrastruktur yang ada di sana. Salah satunya adalah kunjungan ke Gardu Induk (GI) Waena Sentani 20 MegaVolt Ampere buatan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Walau saat itu kondisi hujan dan becek, tidak menyurutkan Jokowi untuk melihat GI pertama di Papua tersebut. Dikutip dari Merdeka, 21 Oktober 2016, Jokowi ditemani Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama PLN Sofyan Basir. Jokowi memegang payung sendiri, sementara Rini dan Sofyan Basir menggunakan payung bersamaan.
Dalam sebuah kesempatan, ada satu bingkai foto yang menggambarkan Presiden Jokowi tengah memegang payung seakan-akan memayungi Gubernur Papua saya yang juga ikut menemani Presiden pada saat itu.
Sontak foto ini pun yang kemudian menjadi viral di media sosial dan masih menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat. Beberapa masyarakat merasa tindakan Presiden Jokowi itu merupakan hal yang terpuji, namun ada juga yang menganggapnya hal biasa.
Saya menjelaskan, sebenarnya Presiden Jokowi tidak memayungi dirinya. Itu sebenarnya saya di luar. Beliau kan pegang itu payung, hujan. Saya dengan Ibu Rini di luar payung itu sebenarnya. Tetapi seolah-olah kayak kita ada di bawahnya payung itu. Kondisi cuaca yang tidak terlalu bagus pada hari itu, dan Presiden Jokowi memang tak ingin dipayungi. Terlebih pemimpin nomor satu di Indonesia itu lebih tinggi darinya. Ya beliau kan tinggi. Saya kan tidak mungkin payungi dia. beliau tinggi jadi harus begitu. Hujannya kan rintik-rintik. Bukan hujan deras kok. Kita bacalah. Itulan sebenarnya saya di luar, saya tidak di dalam kawasan payung tersebut.
Jokowi dimata masyarakat Papua.
Nama Presiden Joko Widodo (Jokowi), benar-benar terpatri di hati sanubari warga Papua. Perhatian, kerja keras, dan kejujuran sang presiden diakui telah tertanam di benak warga Papua. Bahkan, mayoritas warga Papua ingin Jokowi kembali menjadi Presiden bila maju di periode kedua 2019-2024. "Jokowi teman. Karena Bapak Jokowi sangat baik sama orang Papua. Adalah harga mati Jokowi harus jadi presiden di periode kedua nanti," tegas Simon Wikidipa, kader PDI Perjuangan dari Papua. Simon yang pendiam dan tak banyak bicara, menjadi banyak bicara ketika diajak berbincang soal Jokowi. "Kerjanya Pak Jokowi nampak jelas. Orangnya juga tak sombong, bekerja cepat dan bertanggung jawab," kata Simon.
Simon yang anggota DPRD dan merupakan pengurus PDI-P di DPC Intan Jaya, Papua, mengaku kerap berkomunikasi dengan kelompok-kelompok lain masyarakat Papua. Semuanya setuju bahwa Jokowi memang sosok istimewa bagi orang Papua. "Makanya, kalau ketemu orang Papua, tak usah ditanya satu persatu, pasti semua suka sama Bapak Jokowi," tegas Simon.
Bahagianya Warga Wamena Papua Bertemu Jokowi
Kehadiran Presiden Joko Widodo di Wamena, Papua disambut riang oleh warga. Rona bahagia terpancar dari wajah ratusan warga setempat yang telah menanti kehadiran Presiden dan rombongan di tengah Stadion Mini Pendidikan Distrik Wamena, Jayawijaya. Para warga yang mengenakan topi Santa Klaus ini mendengarkan pidato Jokowi dengan khidmat. Mereka menyimak setiap ucapan Jokowi yang berjanji hendak membangun jalan sepanjang 278,6 kilometer dari Wamena hingga Mamugu pada tahun 2016. Tepuk tangan warga membahana menyambut janji tersebut.
"Kami merasa senang sekali karena bertemu gubernur pun sulit untuk bertemu," ucap Lewi, warga Wamena, Jayawijaya.
Usai pidato Presiden, tetua adat Wamena menyampaikan permintaan mereka, di antaranya adalah penurunan harga BBM dan percepatan pembangunan di Wamena.
Acara dilanjutkan dengan makan bersama. Kali ini Presiden dan rombongan diajak untuk mengikuti adat Bakar Batu. Dipandu oleh para ibu kemudian Presiden ikut menyingkirkan rumput alang-alang. Di baliknya terdapat jagung, ubi dan ayam bakar. Presiden Jokowi sempat memakan satu tongkol jagung.
Begitu juga Ibu Negara Iriana, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki yang ikut mencoba penganan hasil Bakar Batu.
Tampak warga begitu senang melihat kedekatan pemimpin negara yang ikut larut dalam budaya mereka. Dari luar lapangan, warga memanjat pagar. Presiden sempat mengangkat jagung ke arah mereka, gerakan menawari.
"Upacara bakar batu adalah budaya masyarakat sini. Setiap ada acara baik besar atau kecil warga bikin acara bakar batu," ujar warga lainnya bernama Romi. Menurut para warga, acara bakar batu adalah ungkapan rasa syukur.
Selain itu juga untuk menghargai para tetangga yang datang membantu acara. Acara seperti buka kebun atau bangun rumah, para tetangga akan ikut membantu. Sehingga dengan acara Bakar Batu, tetangga yang suda membantu akan pulang dengan kondisi kenyang.
Usai santap Bakar Batu, Jokowi lalu mengadakan kuis berhadiah sepeda untuk warga. Seorang anak yang ditunjuknya diminta untuk menjawab pertanyaan darinya. "Sebutkan tiga kabupaten yang ada di Pegunungan Tengah," kata Jokowi. Anak kecil yang mengaku Siswa kelas 1 SMP itu menjawab dengan cepat. "Jayawijaya, Yalimo, Nduga," katanya.
"Pinter kamu. Sana, pilih sepeda mana yang kamu mau. Silakan ambil, bawa pulang," kata Jokowi. Melihat antusias warga untuk mengikuti kuis itu, Jokowi pun meminta kepada panitia untuk memilih anak-anak dan warga untuk diberikan sepeda. Sekitar 10 unit sepeda dibagikan dalam acara itu.
Presiden Jokowi Dikenal Sampai Distrik Terpencil di Papua
Distrik Atsj berada di Kabupaten Asmat, Papua. Untuk sampai ke distrik tersebut harus menggunakan speedboat selama satu jam dengan melewati sungai dan laut.
Alat transportasi menuju Asmat dengan ibu kota Agats didominasi speedboat, karena sebagian besar wilayahnya merupakan wilayah perairan. Namun, Jokowi cukup dikenal di wilayah terpencil Papua. Saat wartawan Suara Pembaruan ke Distrik Atsj, pekan lalu, sejumlah warga mengaku mengagumi Jokowi.
Meski sosok Presiden Jokowi belum pernah sampai ke Atsj, warga mengenalnya lewat siaran televisi. Listrik di distrik ini juga hanya bisa dikonsumsi mulai pukul 18.00 WIT sampai pukul 02.00 WIT.
"Jokowi boleh orangnya, sederhana dan apa adanya, dia jadi presiden juga boleh, mantap. Jokowi peduli banget sama wong cilik," kata Ibu Dede (52) pemilik warung makan yang cukup terkenal di Distrik Atsj.
Saat ditanya siapa gubernur Papua, Ibu Dede menjawab,"Tidak tahu." Seorang guru SD Inpres di Atsj, Ibu Cici (35), juga tak mau kalah memuji Presiden Jokowi. "Lihat saja di tayangan televisi, di mana-mana namanya suka dipanggil-panggil warga dan ia ladeni dengan senyuman. Itu budaya kita," ujarnya.
Ketua Asosiasi Pengukir Asmat, Paskalis Wakaat, menilai pemimpin seperti Jokowi yang dibutuhkan rakyat Indonesia saat ini. "Dia datang dan lihat apa yang warga mau. De (dia, Red) pu (punya, Red) gaya tersendiri untuk dekat dengan masyarakat. Itu yang susah orang tiru dan tra (tidak, Red) lelah mendengarkan keluh kesah warganya.
"Paskalis mengharapkan bila kelak Jokowi menjadi presiden, ukiran Asmat bisa semakin mendunia dan para pengukirnya hidup lebih sejahtera. Indarwati, pekerja LSM di Asmat pun tak luput memperhatikan sepak terjang Presiden Jokowi.
Sedangkan, Indarto Tanaya yang ditunjuk dan diberikan mandat membentuk Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014 di Jayapura, Rabu (3/7) menyatakan warga Papua mengenal Jokowi lewat tayangan televisi dan juga media online serta media sosial.
"Jokowi itu figur yang disukai rakyat. Kami semua mendukungnya. Pantas bila rakyat di kampung-kampung dan daerah pedalaman mengenalnya".
Alasan Papua Sangat Istimewa di Mata Presiden Jokowi
Dalam kepemerintahan Presiden Joko Widodo, salah satu daerah di belahan bumi Indonesia, Papua dinilai mendapatkan perlakuan istimewa. Dari perayaan hari besar agama, kunjungan rutin, hingga berkeliling di pulau-pulau yang ada di Papua, Presiden Jokowi selalu menyiapkan waktunya.
Tidak hanya itu, Papua juga menjadi daerah prioritas dalam pembangunan infrastruktur. Padahal, Papua hanyalah salah satu daerah yang ada di Timur Indonesia. Masih banyak kawasan timur yang tidak kalah tertinggal dari Papua.
Presiden Joko Widodo baru saja merayakan Tahun Baru di Papua, kendati belakangan ada ancaman atau gangguan keamanan di Bumi Cendrawasih tersebut. Bahkan saat Presiden Jokowi di sana, insiden penyerangan Polsek Siak terjadi.
Presiden Jokowi menyebutkan selama empat hari terakhir dirinya berada di Papua dan Papua Barat dan berkeliling dari satu daerah ke daerah lainnya mulai dari Merauke, Wamena, Nduga, Timika, Raja Ampat dan Sorong.
"Semakin sering saya ke Tanah Papua, semakin saya tahu bahwa Papua adalah surga kecil yang diturunkan ke bumi," kata Presiden. Dia juga mengatakan bahwa dirinya semakin tahu dengan kondisi masyarakat Papua yang baik-baik dan ramah-ramah.
Presiden Joko Widodo berjanji akan mengunjungi Papua minimal tiga kali dalam setahun. Tidak menutup kemungkinan, jadwal kunjungannya akan ditingkatkan jika memiliki waktu luang. "Saya akan sering hadir di Papua minimal setahun tiga kali.
Kalau masih kurang dari 3 saya ditegor biar nanti saya tambahin," kata Presiden Jokowi di Jayapura, Sabtu (27/12). Tak hanya itu, Presiden Jokowi juga akan membangun guest house (rumah singgah) untuk berkantor ketika dirinya berkunjung ke sana.
Hal ini dilakukan agar Presiden lebih dekat dengan masyarakat di Papua. "Akan membangun guest house (rumah singgah) untuk beliau ada tempat di sana dan bekerja di sana kan bekerja bisa di mana saja, tidak harus di Jakarta, kan kantor bisa di mana saja bisa di Sentani, bisa di Jayapura."
Presiden Jokowi menjadikan momentum hari besar agama, Natal untuk berkunjung ke Papua. Kunjungan di saat hari raya ini dijanjikan akan dilakukan setiap tahun selama dirinya menjabat sebagai orang nomor satu di Indonesia.
Pada tanggal 27 Desember 2014 Jokowi telah tiba di Papua untuk merayakan natal bersama warga Papua. "Berbahagia sekali saya dapat hadir. Saya mau ucapkan selamat Hari Natal kepada saudara-saudara," kata Presiden Jokowi di Papua.
Dalam acara itu turut hadir ibu negara, Iriana dan sejumlah menteri kabinet. Ratusan relawan dan masyarakat juga meramaikan acara.
Presiden Joko Widodo mengungkapkan, pada tahun 2016 kemungkinan pemerintah memulai pembangunan jalan kereta api (KA) di Tanah Papua dari wilayah Sorong, Papua Barat.
"Kemarin baru saja kita buka jalur kereta api di Sulawesi, nanti tahun ini di Papua," kata Presiden dalam pertemuan dengan warga masyarakat Distrik Kais Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat, Jumat (1/1)".
Presiden awalnya memperkirakan studi kelayakan pembangunan jalur KA di Papua akan selesai dalam waktu setahun namun ternyata tidak dapat diselesaikan dalam setahun.
"Tidak apa-apa, yang penting jalur ini bisa dibangun. Kemungkinan besar dimulai di Sorong. Daerah lain jangan jadi marah," kata Presiden Jokowi.
Presiden kembali menyatakan seluruh kabupaten di Papua ditargetkan pada 2018 sudah tersambung semua melalui jalur darat. "Dan mohon doa restu tahun ini moga-moga jalur kereta api juga sudah mulai dibangun," ujarnya.
Saat melakukan kampanye perdana di Papua, Presiden Jokowi punya keinginan membangun tol laut sampai ke Papua. Alasannya adalah agar transportasi laut di seluruh Indonesia bisa leluasa melakukan perjalanan dari ujung ke ujung.
"Kita ingin bikin jalan tol laut. Tapi jalan tol laut bukan berarti jalan tol di atas laut. Maksudnya itu kapal besar dari ujung barat Sumatera sampai ujung Timur di papua yang terus berkeliling," paparnya.
Presiden Jokowi mengatakan dengan jalan tol laut tersebut maka pengiriman barang-barang ke Papua akan lebih baik
Tak hanya itu, Presiden Jokowi juga akan memperlakukan prajurit di Papua berbeda dengan prajurit di daerah lain. Presiden Jokowi menegaskan, prajurit di perbatasan akan mendapatkan intensif khusus dari pemerintah sehingga mendapatkan kesejahteraan yang khusus pula.
"Untuk prajurit yang berada di wilayah perbatasan baik yang ada di Kalimantan, baik yang ada di timur, sebaiknya diberikan intensif khusus.
Diberikan kesejahteraan yang khusus, karena medannya memang berat. Jangan dibandingkan yang di Jawa dengan yang di Papua.
Yang di Jawa dengan yang ada di perbatasan," terangnya. Alasan perlakuan yang berbeda karena mereka berada di front paling depan. Selain prajurit, dia juga akan memberikan perlakuan serupa kepada guru yang bekerja di kawasan perbatasan.
"Ya saya kira semuanya yang berada di perbatasan akan kita perhatikan, termasuk guru dan ekonominya. Ini masalah kebanggaan," tutupnya.
Hanya di Era Jokowi, Papua Nyatakan Setia pada NKRI
Jika pada tanggal 1 Mei Kemarin, semua daerah di seluruh pelosok Indonesia memperingati Hari buruh Nasional (May Day), hal berbeda dengan warga Papua. Ya, 1 Mei adalah tanggal sakral dimana pada tahun 1963 Papua kembali ke Pangkuan Negara Kesatuan
Republik Indonesaia (NKRI). Keinginan warga Papua untuk berpisah dari NKRI bukan berita baru, semenjak dahulu Papua dikenal sebagai pulau paling kaya di jagat dunia, tapi sejarah orang-orang Papua begitu suram dan kelam, sampai-sampai penyanyi Edo Kondolangit menyanyikan nestapa kaum Papua dengan lirik lagunya yang terkenal "Kami tidur di atas emas, berenang di atas minyak, tapi bukan kami punya. Kami hanya menjual buah-buah pinang."
Semenjak naiknya Presiden Jokowi menjadi Presiden RI, sepertinya keinginan Papua untuk berpisah dari NKRI semakin hari semakin menipis, bahkan di tahun pertamanya saja, Presiden Jokowi sudah mengunjungi Papua sebanyak empat kali dan berkomitmen penuh untuk membangun Papua sebagai daerah prioritas dalam pembangunan infrastruktur seperti Jalan Trans Papua, Kereta Api, Pelabuhan, bandara, dan lain sebagainya.
Tepat setelah Presiden Jokowi meresmikan Pembangunan Pasar Mama-Mama di Distrik Gurabesi, Kecamatan Jayapura Utara, Papua, esoknya para pemuda Papua membentangkan Bendera merahputih raksasa menyatakan diri bahwa mereka akan sepenuhnya setia pada NKRI dan menolak segala aktivitas yang berhubungan dengan kampanye hitam ULMWP (United Liberation Movement for West Papua) atau Organisasi Papua Barat Merdeka terhadap NKRI.
Salah seorang warga, James Kembu yang merupakan anak mantan Panglima OPM Wilayah Keerom mengatakan, pemuda Papua harus bangkit dan menjadi salah satu pilar pembangunan Papua. "Mari kita pemuda Papua menjadi motor penggerak pembangunan Papua," ujarnya di Skofro, Papua, Senin 1 Mei 2016.
Ia berharap pemuda Papua jangan hanya terjebak dalam pemikiran politik semata namun lupa membangun daerah sehingga Papua terus terbelenggu dalam ketertinggalan. "Mari membangun, masalah politik Papua sudah selesai yakni harga mati bagian dari NKRI yang tak terpisahkan," katanya. Rakyat
Papua menurutnya juga tak menuntut referendum seperti yang didengungkan segelintir orang.
"Jangan politisasi Papua dan Papua tidak pernah menuntut referendum. ULMWP tidak pernah mewakili rakyat Papua,"tegasnya. Ia melanjutkan, rakyat Papua tidak mengenal pihak ULMWP. Organisasi itu dianggap hanya NGO asing yang mewakili bangsa Melanesia. "Rakyat hanya ingin merdeka dari keterisolasian, kemiskinan, kebodohan," paparnya.
Skofro merupakan Kampung basis kelompok OPM pimpinan Lambert Peukikir dan Yan Werare serta sejumlah warga Wamena yang diketahui masih ada keterkaitan dengan kelompok OPM. Skofro merupakan jalur utama menuju perbatasan RI-PNG karena jarak lapangan Skofro dengan PNG hanya pada radius 1 kilometer.
Tentu saja momentum pengkibaran bendera ini harus diapresiasi dengan sangat gembira oleh pemerintah pusat, bahwa kehadiran Jokowi sebagai Presiden RI, tidak hanya memberi harapan besar bagi rakyat Papua sekaligus memperkuat wilayah Indonesia yang lebih luas, mandiri dan hebat.
Disambut Ratusan Orang, Jokowi Resmikan BBM Satu Harga untuk Papua. Warga Yahukimo Menangis Terharu…!!
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan program Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga untuk Papua, di Dekai, Ibu Kota Kabupaten Yahukimo, Papua.
Dalam kunjungannya, Jookowi didampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto. Jokowi tiba di Bandara Yahukimo sekitar pukul 09.05 WIT setelah melakukan penerbangan dari Bandara Sentani, Jayapura sekitar pukul 08.00 WIT.
Sebelumnya Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Gubernur Papua telah lebih dulu hadir, dan langsung menyambut Presiden Jokowi.
Turun dari pesawat, Jokowi yang datang bersama dengan Ibu Negara, Iriana Jokowi, disambut dengan tarian adat Papua. Tampak sumringah, Presiden Jokowi bersemangat sambil memegang jaket yang biasa dikenakannya, menyalami satu per satu penari adat Papua yang menyambutnya.
Sesampainya di lokasi peresmian, Presiden Jokowi disambut ratusan masyarakat Papua yang telah menunggunya.
"Sudah seminggu kita menunggu Bapak Presiden, akhirnya bisa langsung melihat Bapak Presiden ke Yahukimo," ujar Diana. Sesaat setelah sampai Jokowi melambaikan tangan kepada ratusan masyarakat Yahukimo yang telah menunggunya dari batas pagar Bandara. Sambil melambaikan tangannya, Presdien Jokowi menyampaikan bahwa ia berjanji akan menghampiri mereka nanti.
"Halo. Apa kabar? Nanti ya," ujar dia menyapa masyarakat Yahukimo yang ingin menyalaminya langsung.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi sempat salah menyebutkan nama daerah Yahukimo menjadi Yakohimo. Ia mengaku kerap melakukan kesalahan penyebutan nama daerah saking seringnya melakukan kunjungan ke daerah.
"Selamat pagi Bapak, Ibu sekalian masyarakat Papua. Khususnya masyarakat Yakohimo. Yahukimo. Saya setiap hari pindah-pindah kabupaten, jadi kalau nyebut sering banyak yang keliru," katanya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga meresmikan Bandara Udara Nop Goliat Dekai, di Ibu Kota Kabupaten Yahukimo, Papua, Selasa (18/10/2016). Dalam pidatonya, Presiden mengatakan " Bandara Udara Nop Goliat Dekai adalah salah satu dari tujuh bandara perintis yang menghubungkan 517 desa di Kabupaten Yahukimo.
ah manfaat sebuah hubungan, manfaat sebuah konektivitas, bukan masalah megah-megahan infrastruktur tetapi kita harapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat Yahukimo," katanya. Untuk itu Presiden berpesan agar bandara ini dapat dirawat dan dijaga dengan baik.
Ia pun berharap bandara ini akan semakin menunjang perekonomian masyarakat Yahukimo sehingga bisa bersaing dengan daerah maupun negara lain. "Sekarang ini era kompetisi, eranya persaingan, kalau infrastrukturnya dalam posisi yang sama maka semuanya akan bisa bersaing dalam apapun," katanya.
Presiden mengakui bahwa panjang landasan pacu Bandara Udara Dekai masih relatif pendek 1.950 meter sehingga perlu diperpanjang agar pesawat besar bisa mendarat. "Tadi sudah saya sampaikan kepada Menteri Perhubungan agar diperpanjang lagi menjadi 2.500 meter.
Nanti (pesawat) Boeing bisa turun ke sini," harap Presiden. Presiden Jokowi memberikan target dua tahun paling lama harus selesai. "Saya beri waktu dua tahun maksimal harus jadi. Kalau yang lain panjang di sini juga harus panjang," katanya.
Sementara Bupati Yahukimo, Habock Busup, mengapresiasi kedatangan Presiden Jokowi pertama kalinya ke Kabupaten Yahukimo. Bersamaan dengan diresmikannya Bandara Nop Goliat Dekai di Yahukimo, diharapkan dapat mendongkrak ekonomi masyarakat Yahukimo.
"Terima kasih banyak Bapak Presiden. Warga masyarakat Yahukimo senang sekali. Hanya satu-satunya yang Bapak Presiden punya pesawat mendarat di sini, dan warga di sini menangis. Warga masyarakat Yahukimo juga menangis karena pesawat Hercules juga bisa mendarat di sini.
Dan Bapak Presiden satu – satunya yang mewujudkannya. Dan hari ini seluruh masyarakat Yahukimo, di gunung-gunung dan lembah senang Bapak datang ke tempat ini, meskipun tidak kelihatan. Kami menangis terharu" ujar Bupati Yahukimo saat memberikan sambutannya.
Dalam lawatannya ini, Presiden Jokowi meresmikan Bandara Nop Goliat Dekai di Yahukimo dan program BBM Satu Harga untuk Papua yang digagas oleh Pertamina. Jokowi juga meninjau pesawat air tractor khusus pengangkut BBM yang diimpor Pertamina dari Kanada. Ini menjadi bagian dari upaya Pertamina menjangkau wilayah-wilayah pegunungan di Papua untuk penyaluran BBM.
Jokowi Masuk Surga, Tembus Zona Merah Berbahaya, Bangun Peradaban dari Timur
Solo dan Jakarta bukan surga. Karena bukan surga, Presiden Jokowi tidak menghabiskan akhir tahunnya di sana. Lalu kemana Jokowi bertahun baru? Di tanah Papua.
Di sana Presiden Jokowi menghabiskan tahun 2015 dan menyongsong tahun 2016. Bagi Presiden Jokowi, memasuki tanah Papua, sama dengan memasuki surga. Ya, surga super alami, natural. Di sana harmoni alam dapat disaksikan dengan sempurna.
"Hari ini kita berada di tanah Papua, tanah yang diberkahi Tuhan dengan sumber daya alam yang berlimpah. Tanah yang indah laksana surga kecil yang jatuh ke bumi. Tanah yang hidup dalam kebhinekaan budaya, bahasa dan tradisi," begitulah kata mutiara Presiden Jokowi, Rabu (30/12/2015) sebagaimana dikutip beberapa media.
Kunjungan Presiden Jokowi ke Papua adalah kunjungan surgawi. Kunjungan itu bukan kunjungan biasa, tetapi kunjungan ke belahan jiwanya. karenanya, Presiden Jokowi bisa melawan rasa takutnya. Ia berani menembus zona merah, zona yang sangat berbahaya dari segi keamanan.
Namun Presiden Jokowi rela melakukannya hanya demi belahan jiwanya, Papua yang cantik menawan. Dalam dua hari, Presiden Jokowi menikmati keindahan surgawi tanah Merauke, Wamena, Jaya Wijaya, Sorong dan berakhir di puncak keindahan Papua, Raja Ampat.
Di Raja Ampat, Presiden Jokowi menyatu dengan keindahan alam tiada tara. Dari sanalah ilham, ide, masa depan Indonesia, menari-nari dan berselancar di kepalanya. Inilah yang ketiga kalinya Presiden Jokowi masuk surga Papua: Desember 2014, Mei 2015 dan Desember 2015.
Luar biasa bagi seorang presiden. Di Tanah Papua, kegemilangan intelektualitas Presiden Jokowi bergemuruh. Sebagai seorang sarjana kehutanan, pertemuan dengan hutan Papua, ibarat pertemuan dengan belahan jiwa.
Di sana, Presiden Jokowi seolah-olah merasa tersihir dan larut dalam aura magis hutan Papua. Nalurinya sebagai pengusaha mebel yang bahan produknya dari kayu hutan, Papua adalah sumber alam yang sempurna.
Di sana ada keajaiban hayati yang merasuki relung-relung jiwanya. Begitu memasuki tanah Papua, Jokowi menemukan hidupnya yang sempurna. Kehebatan tanah Papua tidaklah berlebihan tetapi fakta.
Papua memiliki hutan lebat yang sangat luas. Hampir 90% daratan Papua adalah hutan. Produk unggulan Papua banyak bersumber dari hutannya yang dipadati lebih 1.000 spesies tanaman. Lebih 150 varietas di hutan itu merupakan tanaman komersial.
Ya, tanaman yang menjanjikan masa depan yang cemerlang. Hutan di Papua mencapai 3l juta hektar yang terdiri atas hutan konservasi seluas 6,4 juta hektar, hutan lindung 7,4 juta hektar, hutan produksi tetap 8,1 juta hektar, hutan produksi terbatas 1,8 juta hektar, dan hutan yang dapat dikonversi 6,3 juta hektar.
Daya magis hutan inilah yang menarik-narik hati Presiden Jokowi. Sekarang, Papua sudah memiliki perkebunan seluas 5 juta hektar. Ke depan akan semakin menjanjikan. Komoditi yang menjadi unggulannya adalah kelapa sawit, kakao, kopi arabik, buah merah, dan karet.
Sungguh, menjadi daya tarik bagi dunia manapun. Di sektor perikanan, Papua memiliki terumbu karang terkaya dan terbaik di dunia. Begitu pula dengan hutan bakaunya. Berbagai jenis ikan hidup di sini, mulai dari pelagis besar, kecil, kerapu, udang, teripang kerang, dan lain lain.
Potensi lestari perikanan Papua sebesar 1.404.220 ton per tahun. Jika dikelola dengan lebih baik, maka potensinya bisa berkali-kali lipat.
Kemudian bila dilirik sektor tambangnya, maka tak cukup kata-kata untuk melukiskannya. Di sana ada tembaga, emas, minyak, dan gas dengan potensi 2,5 miliar ton.
Ada potensi batu bara sebanyak 6,3 juta ton, batu gamping di atas areal seluas 190 ribu hektar, pasir kuarsa seluas 75 hektar dengan potensi 21,5 juta ton, lempung 1,2 juta ton, marmer 350 juta ton, granit 125 juta ton, dan hasil tambang lainnya seperti pasir besi, nikel dan krom. Itu sumber daya alam karunia Tuhan bagi Papua.
Di masa depan, dimana sumber daya alam semakin habis, maka bangsa-bangsa di seluruh dunia akan semakin sengit memperebutkan sumber daya alam yang masih ada. Dan itu masih melimpah ruah di Papua.
Sebagian Rakyat Papua Meminta Jokowi untuk Jadi Presiden Seumur Hidup
Sebagian rakyat Papua meminta Jokowi untuk jadi Presiden seumur hidup. Belum genap dua tahun dalam memerintah tanah air,Presiden Joko Widodo sudah mulai dicintai. Khususnya di Papua. Melihat pesatnya kemajuan pembangunan yang kini sedang dilakukan di Papua, bisa dibilang hampir sebagian besar rakyat papua meminta Presiden Jokowi untuk menjadi Presiden RI seumur hidupnya.
Hal ini terungkap saat Bupati Abock Busup mendistribusikan dana desa ke ratusan distrik yang tersebar di Yahukimo. Saat itu, tiba-tiba dia mendengar omongan masyarakat kampung yang terus meminta agar Presiden Jokowi bisa menjadi presiden seumur hidup.
Hal ini tentunya tidak lepas dari penyampaiannya bahwa dana desa yang mana merupakan uang yang diberikan pemerintah pusat atau negara yang kini dipimpin oleh seorang Presiden Indonesia bernama Jokowi, sehingga masyarakat beranggapan jika uang tersebut secara langsung diberikan oleh Joko Widodo.
"Itu ucapan polos mereka yang ingin meminta Presiden Jokowi menjadi presiden seumur hidup. Padahal saya sendiri kalau ke Jakarta belum tentu bisa untuk bertemu dengan beliau. Tapi biarlah itu merupakan kegembiraan mereka," kata Abock pada hari Rabu tanggal 21 September 2016.
Sejak dilantik menjadi bupati, dia bersama dengan Wakil Bupati yakni Yulianus Heluka telah menurunkan dana desa sebesar 185 miliar rupiah dan semua langsung diterima langsung oleh masyakat kampung. Meski secara teknis seharusnya diberikan via transferan rekening, namun dalam kepemimpinannya Abock dan Heluka mencoba satu hal baru yaitu dengan cara mengantarkan langsung dalam bentuk uang tunai.
"Totalnya ada sebanyak 350 miliar rupiah dan tahap kedua di bulan Oktober akan kami salurkan lagi dan hingga kini yang sudah tersalur sudah ada sebanyak 185 miliar rupiah dimana tiap kampung bisa memperoleh sekitar Rp 350 hingga Rp 360 juta," lanjutnya.
Dari peredaran uang yang tidak sedikit ini Abock juga mewanti untuk tidak salah dalam penyaluran dan pertanggungjawabannya.
"Jadi bukan kami bagi-bagi uang tapi untuk dokumen kelengkapannya juga sudah kami siapkan. Rekeningnya kami bukakan di Bank Papua Yahukimo dan sudah tercatat sebanyak 517 rekening, slip pengambilan dan dari BPMK program pelaksanaannya telah kami siapkan agar mereka bisa mengisi programnya untuk kita ikut mendorong visi misi Presiden Jokowi yakni Nawa Cita, menghadirkan negara di tengah-tengah masyarakat termasuk visi misi Gubernur dan Bupati sendiri," kata Abock.
Alasan Presiden Jokowi Buka Papua untuk Media Asing
Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya mendadak menyatakan, Papua terbuka untuk wartawan asing. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mendesak Presiden Jokowi segera membuat peraturan pelaksanaan sebagai jaminannya.
Valentine Bourrat dan Thomas Dandois, wartawan Perancis yang dituduh meliput tanpa ijin di Papua
Reaksi masih terus mengalir terkait pernyataan Presiden Jokowi bahwa wartawan asing bebas meliput di Papua. Hal itu disampaikan ketika ia berkunjung ke kampung kecil Wapeko di Kabupaten Merauke hari Minggu (10/05/15). Agustus 2014, dua wartawan Perancis sempat ditangkap dan diadili karena meliput di Papua tanpa ijin.
"Mulai hari ini wartawan asing diperbolehkan, dan bebas datang ke Papua sama seperti di wilayah lainnya di Indonesia," kata Presiden Jokowi kepada wartawan.
Hal itu kemudian ditegaskannya lagi. Sehari sebelumnya, koresponden Aljazeera di Indonesia, Step Vaessen, lewat akun Twitternya sudah menyatakan hal serupa setelah mewawancarai Presdien Jokowi.
"Mulai besok semua wartawan asing akan bebas pergi ke Papua. Presiden Jokowi baru saja mengatakannya dalam wawancara eksklusif," tulis Step Vaessen.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Hanafi Rais mengatakan, apa yang dilakukan Jokowi adalah strategi politik terhadap media internasional pada Indonesia. "Presiden harus memastikan bahwa TNI jangan sampai jadi bulan-bulanan media asing untuk kepentingan asing di tanah Papua," kata Hanafi kepada Republika Online, Selasa (12/05/15). Dengan membuka Papua pada media asing, Presiden Jokowi mengembalikan kepercayaan media dan dunia internasional pada Indonesia, tambahnya.
Soal Prosedur
Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto ketika diminta konfirmasi soal terbukanya Papua bagi jurnalis asing membenarkan, tapi masih menunggu prosedur selanjutnya. Andi meminta wartawan untuk MENUNGGU pernyataan resmi Presiden Jokowi. Ketua AJI Kota Jayapura Victor Mambor mengatakan, Presiden Jokowi memang menegaskan wartawan asing bebas masuk ke Papua.
"Saya tanya soal wartawan asing ini tiga kali. Jokowi dengan yakin mengatakan ya, mereka bebas masuk ke Papua," kata Mambor. "Pada saat wawancara, Jokowi sendiri yang mengatakan kepada saya, sudah tiga kali beliau berbicara dengan menteri terkait, Kapolri, Pangdam dan Polda untuk hal ini," tandasnya.
Tapi Ketua Bidang Advokasi AJI, Iman Nugroho, dalam rilisnya yang dikelaurkan hari Senin (11/05/15) menyatakan, harus ada peraturan tertulis yang menjadi jaminan, bahwa perintah Presiden Jokowi akan dilaksanakan oleh bawahannya.
"Tidak hanya sekadar omongan, namun akan lebih maju jika Presiden segera mengeluarkan peraturan untuk memberikan jaminan bahwa apa yang disampaikan presiden dilaksanakan di lapangan," kata Iman.
Ijin dari 12 kementerian dan lembaga negara
Menurut Iman Nugroho, jurnalis asing yang akan meliput Papua harus melewati prosedur klarifikasi panjang. Klarifikasi itu melibatkan 12 kementerian dan lembaga negara, antara lain dari Kementerian Luar Negeri, Kepolisian, Badan Intelijen Negara, sampai Kementerian Kooordinator Politik, Hukum dan Keamanan.
AJI berpendapat, langkah pertama pembukaan akses bagi jurnalis asing di Papua adalah dengan menghapuskan prosedur klarifikasi yang berbelit-belit ini. Jurnalis asing sudah sewajarnya bebas meliput di Papua, seperti mereka meliput wilayah lain di Indonesia.
Jangan ada lagi jurnalis asing yang mendapat intimidasi aparat keamanan seperti dimata-matai, diikuti, atau teror yang menghambat kegiatan jurnalistiknya.
AJI menilai, pembukaan akses bagi jurnalis ke Papua justru bisa menjadi awal kemajuan bagi masyarakat Papua. Isu korupsi dan pelanggaran HAM yang selama ini seakan dilindungi dan dilanggengkan sekelompok orang, akan lebih mudah diungkap.
Pak Jokowi, Presiden Yang Angkat Tanah Papua, Pahlawan Asal Papua Ada di Mata Uang NKRI…
Nama Frans Kaisiepo merupakan nama salah satu pahlawan nasional dalam 12 pecahan mata uang NKRI baru yang diluncurkan hari ini, Senin (19/12). Nama besar Frans Kaisiepo sudah diabadikan sebagai nama bandara di Biak, Papua, tanah kelahirannya. Serta diabadikan sebagai nama kapal perang Indonesia, yakni KRI Frans Kaisiepo pada 2010 lalu. Masyarakat juga mengenalnya sebagai Gubernur Irian Barat ke-4 pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, yakni pada 1964-1973.
Frans juga, sebagai pelopor nama Irian, yang artinya semangat persatuan masyarakat agar tidak mudah untuk takluk di tangan Belanda. Siapa sebenarnya pahlawan Papua ini? Mari mengenalnya. Berdasarkan keterangan yang dihimpun, Frans Kaisiepo merupakan pahlawan kemerdekaan RI di Papua, yang dulunya bernama Irian.
Beliau merupakan putra kelahiran Biak, Papua, pada 10 Oktober 1921. Dalam konferensi Malino di Sumatera Utara pada 1946, dia merupakan satu-satunya perwakilan Papua. Dalam konferensi tersebut, dia mengusulkan nama Papua diganti jadi Irian. Selang satu tahun, tekanan Belanda di Papua meningkat sehingga pecah perang di Biak.
Frans menjadi tokoh penting pergerakan anti-Belanda. Sikap anti-Belanda ini dia tunjukkan dengan menolak dipilih sebagai wakil Belanda di Konferensi Meja Bundar (KMB). Gara-gara penolakannya, dia harus merasakan pahitnya menjadi tahanan pada periode 1954 – 1961. Pada 1971, dia menjadi pendiri Partai Politik Irian. Misi utama dari pembentukan partai tersebut adalah agar supaya wilayah nugini bisa bersatu dengan Indonesia.
Pada 1972, Frans didapuk menjadi Anggota, Kepemimpinan Hakim Tertinggi, Dewan Pertimbangan Agung RI. Dia menjabat Gubernur Irian Barat ke-4 hingga 1973, sebelum akhirnya tutup usia pada 10 April 1979. Atas jasa dan perjuangannya terhadap tanah Papua dan kemerdekaan Indonesia, Pemerintah RI menganugerahi Frans yang juga pahlawan Trikora ini dengan gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No. 077/TK/Tahun 1993 tanggal 19 Agustus 1993.
Jokowi Perkenalkan Istrinya "Iriana" pada Masyarakat Papua
Baru pertamakalinya istri Presiden Joko Widodo ikut berkampanye pada Pilpres 2014 ini. Sang istri yang mengenakan baju kotak-kotak ikut blusukan. Tak lupa mengajak dua anaknya yakni Kahiyang Ayu dan Kaesang Pangareb.
Mereka kompak mengenakan baju kotak-kotak. Di sela-sela safari politiknya ini, Iriana juga tetap tak banyak bicara. Tak banyak cerita dari Iriana saat ditanya perihal rahasia suaminya yang fisiknya tetap prima meski tiap hari melakukan blusukan dan safari politik maupun berkampanye dari pagi hingga tengah malah. Tak tahan dengan rayuan wartawan, Iriana pun mengatakan bahwa setiap hari ia memberi sang sumi jamu. "Ya itu biasa saya kasih jamu," kata Iriana pendek.
Selain itu, Iriana enggan berkomentar hal-hal lain terkait ketahanan fisik Jokowi. Ia hanya tersenyum sambil berjalan menghampiri suaminya. "Selain itu ya rahasia hehe," ucap Iriana sembari menutup mulutnya yang tersenyum dengan tangan.
Keduanya nampak mesra ketika bertemu di kampung Yoka, saat menghadiri acara dukungan masyarakat adat terhadap pencapresan dirinya. Saat itu Jokowi merangkul Iriana sembari mengenalkan istrinya itu di hadapan masyarakat banyak.
Tidak hanya di kampung Yoka, Presiden Jokowi kembali mengenalkan istrinya itu dihadapan beberapa kader PDI Perjuangan, partai pendukung serta relawan ketika makan siang. Terlihat Presiden Jokowi yang lebih aktif mengenalkan istrinya ditengah orang banyak. "Ini istri saya, namanya Iriana. Diberi nama oleh kakeknya. Nama istri saya diambil dari nama provinsi Papua yang dulunya Irian," kata Jokowi.
Jokowi: Masyarakat Papua Jangan Jadi Penonton Pembangunan
Presiden Joko Widodo berharap masyarakat Papua dan Papua Barat terlibat dalam pembangunan. Ia tidak ingin masyarakat Papua hanya menjadi penonton. "Saya ingatkan, pelaksanaan pembangunan Papua juga harus perhatikan nilai-nilai hak asasi manusia," kata Presiden Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, 8 November 2016.
"Pendekatan budaya pun mesti diperhatikan". Pasalnya, ucap Presiden Jokowi, masyarakat Papua merupakan subyek terpenting dalam pembangunan. "Tata kelola pemerintahan juga harus baik dan bebas korupsi," ujarnya. Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu agenda yang sedang dikejar pemerintah.
Menurut Presiden, percepatan dan konektivitas infrastruktur antarwilayah penting agar ada pemerataan pembangunan. Penetapan harga bahan bakar minyak di Papua yang sama dengan di Pulau Jawa merupakan langkah awal yang dilakukan Presiden Jokowi. Ia menuturkan kebijakan satu harga itu bisa membantu biaya logistik lebih murah.
Masyarakat Papua Histeris pada Jokowi Karena Program Ini
Menteri Perhubungan Budi Karya menilai, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla sudah menunjukkan hasil yang luar biasa dalam dua tahun terakhir. Meski baru bergabung di Kabinet Kerja pada akhir Juli 2016, Budi mengaku tetap bisa melihat keberhasilan pemerintah di berbagai sektor. Ia mencontohkan, langkah Presiden Jokowi membuat harga bahan bakar minyak di Papua setara dengan daerah lainnya.
Ia menilai, langkah tersebut merupakan suatu yang bersejarah, mengingat selama ini BBM di wilayah terpencil di Papua bisa berkisar antara Rp 60.000 – Rp 100.000 per liter. "Papua yang selama ini menderita sekarang diberi solusi oleh Pak Jokowi.
Semua masyarakat histeris," kata Budi Karya dalam peluncuran buku dan diskusi dua tahun pemerintahan Jokowi-JK di Gedung Setneg, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (21/10/2016).
Contoh lain, lanjut dia, adalah langkah pemerintah membangun infrastruktur di berbagai daerah pinggiran dan pulau terluar. Misalnya, bandara di Pulau Miangas, yang merupakan pulau terluar di utara Indonesia. Presiden bahkan datang langsung ke Miangas untuk meresmikan bandara tersebut.
"Miangas yang penduduknya cuma 700 orang, yang pernah mengibarkan bendera Filipina, juga histeris saat menyambut kedatangan Pak Jokowi," kata Budi yang mendampingi Pak Jokowi ke Miangas dan Papua, beberapa waktu lalu. Dengan dua tahun yang sudah sangat baik seperti sekarang ini, Budi Karya optimistis sisa pemerintahan tiga tahun mendatang bisa dijalankan dengan lebih baik lagi.
Yang di Jawa dengan yang ada di perbatasan," terangnya. Alasan perlakuan yang berbeda karena mereka berada di front paling depan. Selain prajurit, dia juga akan memberikan perlakuan serupa kepada guru yang bekerja di kawasan perbatasan.
"Ya saya kira semuanya yang berada di perbatasan akan kita perhatikan, termasuk guru dan ekonominya. Ini masalah kebanggaan," tutupnya.
Hanya di Era Jokowi, Papua Nyatakan Setia pada NKRI
Jika pada tanggal 1 Mei Kemarin, semua daerah di seluruh pelosok Indonesia memperingati Hari buruh Nasional (May Day), hal berbeda dengan warga Papua. Ya, 1 Mei adalah tanggal sakral dimana pada tahun 1963 Papua kembali ke Pangkuan Negara Kesatuan
Republik Indonesaia (NKRI). Keinginan warga Papua untuk berpisah dari NKRI bukan berita baru, semenjak dahulu Papua dikenal sebagai pulau paling kaya di jagat dunia, tapi sejarah orang-orang Papua begitu suram dan kelam, sampai-sampai penyanyi Edo Kondolangit menyanyikan nestapa kaum Papua dengan lirik lagunya yang terkenal "Kami tidur di atas emas, berenang di atas minyak, tapi bukan kami punya. Kami hanya menjual buah-buah pinang."
Semenjak naiknya Presiden Jokowi menjadi Presiden RI, sepertinya keinginan Papua untuk berpisah dari NKRI semakin hari semakin menipis, bahkan di tahun pertamanya saja, Presiden Jokowi sudah mengunjungi Papua sebanyak empat kali dan berkomitmen penuh untuk membangun Papua sebagai daerah prioritas dalam pembangunan infrastruktur seperti Jalan Trans Papua, Kereta Api, Pelabuhan, bandara, dan lain sebagainya.
Tepat setelah Presiden Jokowi meresmikan Pembangunan Pasar Mama-Mama di Distrik Gurabesi, Kecamatan Jayapura Utara, Papua, esoknya para pemuda Papua membentangkan Bendera merahputih raksasa menyatakan diri bahwa mereka akan sepenuhnya setia pada NKRI dan menolak segala aktivitas yang berhubungan dengan kampanye hitam ULMWP (United Liberation Movement for West Papua) atau Organisasi Papua Barat Merdeka terhadap NKRI.
Salah seorang warga, James Kembu yang merupakan anak mantan Panglima OPM Wilayah Keerom mengatakan, pemuda Papua harus bangkit dan menjadi salah satu pilar pembangunan Papua. "Mari kita pemuda Papua menjadi motor penggerak pembangunan Papua," ujarnya di Skofro, Papua, Senin 1 Mei 2016.
Ia berharap pemuda Papua jangan hanya terjebak dalam pemikiran politik semata namun lupa membangun daerah sehingga Papua terus terbelenggu dalam ketertinggalan. "Mari membangun, masalah politik Papua sudah selesai yakni harga mati bagian dari NKRI yang tak terpisahkan," katanya. Rakyat
Papua menurutnya juga tak menuntut referendum seperti yang didengungkan segelintir orang.
"Jangan politisasi Papua dan Papua tidak pernah menuntut referendum. ULMWP tidak pernah mewakili rakyat Papua,"tegasnya. Ia melanjutkan, rakyat Papua tidak mengenal pihak ULMWP. Organisasi itu dianggap hanya NGO asing yang mewakili bangsa Melanesia. "Rakyat hanya ingin merdeka dari keterisolasian, kemiskinan, kebodohan," paparnya.
Skofro merupakan Kampung basis kelompok OPM pimpinan Lambert Peukikir dan Yan Werare serta sejumlah warga Wamena yang diketahui masih ada keterkaitan dengan kelompok OPM. Skofro merupakan jalur utama menuju perbatasan RI-PNG karena jarak lapangan Skofro dengan PNG hanya pada radius 1 kilometer.
Tentu saja momentum pengkibaran bendera ini harus diapresiasi dengan sangat gembira oleh pemerintah pusat, bahwa kehadiran Jokowi sebagai Presiden RI, tidak hanya memberi harapan besar bagi rakyat Papua sekaligus memperkuat wilayah Indonesia yang lebih luas, mandiri dan hebat.
Disambut Ratusan Orang, Jokowi Resmikan BBM Satu Harga untuk Papua. Warga Yahukimo Menangis Terharu…!!
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan program Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga untuk Papua, di Dekai, Ibu Kota Kabupaten Yahukimo, Papua.
Dalam kunjungannya, Jookowi didampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto. Jokowi tiba di Bandara Yahukimo sekitar pukul 09.05 WIT setelah melakukan penerbangan dari Bandara Sentani, Jayapura sekitar pukul 08.00 WIT.
Sebelumnya Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Gubernur Papua telah lebih dulu hadir, dan langsung menyambut Presiden Jokowi.
Turun dari pesawat, Jokowi yang datang bersama dengan Ibu Negara, Iriana Jokowi, disambut dengan tarian adat Papua. Tampak sumringah, Presiden Jokowi bersemangat sambil memegang jaket yang biasa dikenakannya, menyalami satu per satu penari adat Papua yang menyambutnya.
Sesampainya di lokasi peresmian, Presiden Jokowi disambut ratusan masyarakat Papua yang telah menunggunya.
"Sudah seminggu kita menunggu Bapak Presiden, akhirnya bisa langsung melihat Bapak Presiden ke Yahukimo," ujar Diana. Sesaat setelah sampai Jokowi melambaikan tangan kepada ratusan masyarakat Yahukimo yang telah menunggunya dari batas pagar Bandara. Sambil melambaikan tangannya, Presdien Jokowi menyampaikan bahwa ia berjanji akan menghampiri mereka nanti.
"Halo. Apa kabar? Nanti ya," ujar dia menyapa masyarakat Yahukimo yang ingin menyalaminya langsung.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi sempat salah menyebutkan nama daerah Yahukimo menjadi Yakohimo. Ia mengaku kerap melakukan kesalahan penyebutan nama daerah saking seringnya melakukan kunjungan ke daerah.
"Selamat pagi Bapak, Ibu sekalian masyarakat Papua. Khususnya masyarakat Yakohimo. Yahukimo. Saya setiap hari pindah-pindah kabupaten, jadi kalau nyebut sering banyak yang keliru," katanya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga meresmikan Bandara Udara Nop Goliat Dekai, di Ibu Kota Kabupaten Yahukimo, Papua, Selasa (18/10/2016). Dalam pidatonya, Presiden mengatakan " Bandara Udara Nop Goliat Dekai adalah salah satu dari tujuh bandara perintis yang menghubungkan 517 desa di Kabupaten Yahukimo.
ah manfaat sebuah hubungan, manfaat sebuah konektivitas, bukan masalah megah-megahan infrastruktur tetapi kita harapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat Yahukimo," katanya. Untuk itu Presiden berpesan agar bandara ini dapat dirawat dan dijaga dengan baik.
Ia pun berharap bandara ini akan semakin menunjang perekonomian masyarakat Yahukimo sehingga bisa bersaing dengan daerah maupun negara lain. "Sekarang ini era kompetisi, eranya persaingan, kalau infrastrukturnya dalam posisi yang sama maka semuanya akan bisa bersaing dalam apapun," katanya.
Presiden mengakui bahwa panjang landasan pacu Bandara Udara Dekai masih relatif pendek 1.950 meter sehingga perlu diperpanjang agar pesawat besar bisa mendarat. "Tadi sudah saya sampaikan kepada Menteri Perhubungan agar diperpanjang lagi menjadi 2.500 meter.
Nanti (pesawat) Boeing bisa turun ke sini," harap Presiden. Presiden Jokowi memberikan target dua tahun paling lama harus selesai. "Saya beri waktu dua tahun maksimal harus jadi. Kalau yang lain panjang di sini juga harus panjang," katanya.
Sementara Bupati Yahukimo, Habock Busup, mengapresiasi kedatangan Presiden Jokowi pertama kalinya ke Kabupaten Yahukimo. Bersamaan dengan diresmikannya Bandara Nop Goliat Dekai di Yahukimo, diharapkan dapat mendongkrak ekonomi masyarakat Yahukimo.
"Terima kasih banyak Bapak Presiden. Warga masyarakat Yahukimo senang sekali. Hanya satu-satunya yang Bapak Presiden punya pesawat mendarat di sini, dan warga di sini menangis. Warga masyarakat Yahukimo juga menangis karena pesawat Hercules juga bisa mendarat di sini.
Dan Bapak Presiden satu – satunya yang mewujudkannya. Dan hari ini seluruh masyarakat Yahukimo, di gunung-gunung dan lembah senang Bapak datang ke tempat ini, meskipun tidak kelihatan. Kami menangis terharu" ujar Bupati Yahukimo saat memberikan sambutannya.
Dalam lawatannya ini, Presiden Jokowi meresmikan Bandara Nop Goliat Dekai di Yahukimo dan program BBM Satu Harga untuk Papua yang digagas oleh Pertamina. Jokowi juga meninjau pesawat air tractor khusus pengangkut BBM yang diimpor Pertamina dari Kanada. Ini menjadi bagian dari upaya Pertamina menjangkau wilayah-wilayah pegunungan di Papua untuk penyaluran BBM.
Jokowi Masuk Surga, Tembus Zona Merah Berbahaya, Bangun Peradaban dari Timur
Solo dan Jakarta bukan surga. Karena bukan surga, Presiden Jokowi tidak menghabiskan akhir tahunnya di sana. Lalu kemana Jokowi bertahun baru? Di tanah Papua.
Di sana Presiden Jokowi menghabiskan tahun 2015 dan menyongsong tahun 2016. Bagi Presiden Jokowi, memasuki tanah Papua, sama dengan memasuki surga. Ya, surga super alami, natural. Di sana harmoni alam dapat disaksikan dengan sempurna.
"Hari ini kita berada di tanah Papua, tanah yang diberkahi Tuhan dengan sumber daya alam yang berlimpah. Tanah yang indah laksana surga kecil yang jatuh ke bumi. Tanah yang hidup dalam kebhinekaan budaya, bahasa dan tradisi," begitulah kata mutiara Presiden Jokowi, Rabu (30/12/2015) sebagaimana dikutip beberapa media.
Kunjungan Presiden Jokowi ke Papua adalah kunjungan surgawi. Kunjungan itu bukan kunjungan biasa, tetapi kunjungan ke belahan jiwanya. karenanya, Presiden Jokowi bisa melawan rasa takutnya. Ia berani menembus zona merah, zona yang sangat berbahaya dari segi keamanan.
Namun Presiden Jokowi rela melakukannya hanya demi belahan jiwanya, Papua yang cantik menawan. Dalam dua hari, Presiden Jokowi menikmati keindahan surgawi tanah Merauke, Wamena, Jaya Wijaya, Sorong dan berakhir di puncak keindahan Papua, Raja Ampat.
Di Raja Ampat, Presiden Jokowi menyatu dengan keindahan alam tiada tara. Dari sanalah ilham, ide, masa depan Indonesia, menari-nari dan berselancar di kepalanya. Inilah yang ketiga kalinya Presiden Jokowi masuk surga Papua: Desember 2014, Mei 2015 dan Desember 2015.
Luar biasa bagi seorang presiden. Di Tanah Papua, kegemilangan intelektualitas Presiden Jokowi bergemuruh. Sebagai seorang sarjana kehutanan, pertemuan dengan hutan Papua, ibarat pertemuan dengan belahan jiwa.
Di sana, Presiden Jokowi seolah-olah merasa tersihir dan larut dalam aura magis hutan Papua. Nalurinya sebagai pengusaha mebel yang bahan produknya dari kayu hutan, Papua adalah sumber alam yang sempurna.
Di sana ada keajaiban hayati yang merasuki relung-relung jiwanya. Begitu memasuki tanah Papua, Jokowi menemukan hidupnya yang sempurna. Kehebatan tanah Papua tidaklah berlebihan tetapi fakta.
Papua memiliki hutan lebat yang sangat luas. Hampir 90% daratan Papua adalah hutan. Produk unggulan Papua banyak bersumber dari hutannya yang dipadati lebih 1.000 spesies tanaman. Lebih 150 varietas di hutan itu merupakan tanaman komersial.
Ya, tanaman yang menjanjikan masa depan yang cemerlang. Hutan di Papua mencapai 3l juta hektar yang terdiri atas hutan konservasi seluas 6,4 juta hektar, hutan lindung 7,4 juta hektar, hutan produksi tetap 8,1 juta hektar, hutan produksi terbatas 1,8 juta hektar, dan hutan yang dapat dikonversi 6,3 juta hektar.
Daya magis hutan inilah yang menarik-narik hati Presiden Jokowi. Sekarang, Papua sudah memiliki perkebunan seluas 5 juta hektar. Ke depan akan semakin menjanjikan. Komoditi yang menjadi unggulannya adalah kelapa sawit, kakao, kopi arabik, buah merah, dan karet.
Sungguh, menjadi daya tarik bagi dunia manapun. Di sektor perikanan, Papua memiliki terumbu karang terkaya dan terbaik di dunia. Begitu pula dengan hutan bakaunya. Berbagai jenis ikan hidup di sini, mulai dari pelagis besar, kecil, kerapu, udang, teripang kerang, dan lain lain.
Potensi lestari perikanan Papua sebesar 1.404.220 ton per tahun. Jika dikelola dengan lebih baik, maka potensinya bisa berkali-kali lipat.
Kemudian bila dilirik sektor tambangnya, maka tak cukup kata-kata untuk melukiskannya. Di sana ada tembaga, emas, minyak, dan gas dengan potensi 2,5 miliar ton.
Ada potensi batu bara sebanyak 6,3 juta ton, batu gamping di atas areal seluas 190 ribu hektar, pasir kuarsa seluas 75 hektar dengan potensi 21,5 juta ton, lempung 1,2 juta ton, marmer 350 juta ton, granit 125 juta ton, dan hasil tambang lainnya seperti pasir besi, nikel dan krom. Itu sumber daya alam karunia Tuhan bagi Papua.
Di masa depan, dimana sumber daya alam semakin habis, maka bangsa-bangsa di seluruh dunia akan semakin sengit memperebutkan sumber daya alam yang masih ada. Dan itu masih melimpah ruah di Papua.
Sebagian Rakyat Papua Meminta Jokowi untuk Jadi Presiden Seumur Hidup
Sebagian rakyat Papua meminta Jokowi untuk jadi Presiden seumur hidup. Belum genap dua tahun dalam memerintah tanah air,Presiden Joko Widodo sudah mulai dicintai. Khususnya di Papua. Melihat pesatnya kemajuan pembangunan yang kini sedang dilakukan di Papua, bisa dibilang hampir sebagian besar rakyat papua meminta Presiden Jokowi untuk menjadi Presiden RI seumur hidupnya.
Hal ini terungkap saat Bupati Abock Busup mendistribusikan dana desa ke ratusan distrik yang tersebar di Yahukimo. Saat itu, tiba-tiba dia mendengar omongan masyarakat kampung yang terus meminta agar Presiden Jokowi bisa menjadi presiden seumur hidup.
Hal ini tentunya tidak lepas dari penyampaiannya bahwa dana desa yang mana merupakan uang yang diberikan pemerintah pusat atau negara yang kini dipimpin oleh seorang Presiden Indonesia bernama Jokowi, sehingga masyarakat beranggapan jika uang tersebut secara langsung diberikan oleh Joko Widodo.
"Itu ucapan polos mereka yang ingin meminta Presiden Jokowi menjadi presiden seumur hidup. Padahal saya sendiri kalau ke Jakarta belum tentu bisa untuk bertemu dengan beliau. Tapi biarlah itu merupakan kegembiraan mereka," kata Abock pada hari Rabu tanggal 21 September 2016.
Sejak dilantik menjadi bupati, dia bersama dengan Wakil Bupati yakni Yulianus Heluka telah menurunkan dana desa sebesar 185 miliar rupiah dan semua langsung diterima langsung oleh masyakat kampung. Meski secara teknis seharusnya diberikan via transferan rekening, namun dalam kepemimpinannya Abock dan Heluka mencoba satu hal baru yaitu dengan cara mengantarkan langsung dalam bentuk uang tunai.
"Totalnya ada sebanyak 350 miliar rupiah dan tahap kedua di bulan Oktober akan kami salurkan lagi dan hingga kini yang sudah tersalur sudah ada sebanyak 185 miliar rupiah dimana tiap kampung bisa memperoleh sekitar Rp 350 hingga Rp 360 juta," lanjutnya.
Dari peredaran uang yang tidak sedikit ini Abock juga mewanti untuk tidak salah dalam penyaluran dan pertanggungjawabannya.
"Jadi bukan kami bagi-bagi uang tapi untuk dokumen kelengkapannya juga sudah kami siapkan. Rekeningnya kami bukakan di Bank Papua Yahukimo dan sudah tercatat sebanyak 517 rekening, slip pengambilan dan dari BPMK program pelaksanaannya telah kami siapkan agar mereka bisa mengisi programnya untuk kita ikut mendorong visi misi Presiden Jokowi yakni Nawa Cita, menghadirkan negara di tengah-tengah masyarakat termasuk visi misi Gubernur dan Bupati sendiri," kata Abock.
Alasan Presiden Jokowi Buka Papua untuk Media Asing
Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya mendadak menyatakan, Papua terbuka untuk wartawan asing. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mendesak Presiden Jokowi segera membuat peraturan pelaksanaan sebagai jaminannya.
Valentine Bourrat dan Thomas Dandois, wartawan Perancis yang dituduh meliput tanpa ijin di Papua
Reaksi masih terus mengalir terkait pernyataan Presiden Jokowi bahwa wartawan asing bebas meliput di Papua. Hal itu disampaikan ketika ia berkunjung ke kampung kecil Wapeko di Kabupaten Merauke hari Minggu (10/05/15). Agustus 2014, dua wartawan Perancis sempat ditangkap dan diadili karena meliput di Papua tanpa ijin.
"Mulai hari ini wartawan asing diperbolehkan, dan bebas datang ke Papua sama seperti di wilayah lainnya di Indonesia," kata Presiden Jokowi kepada wartawan.
Hal itu kemudian ditegaskannya lagi. Sehari sebelumnya, koresponden Aljazeera di Indonesia, Step Vaessen, lewat akun Twitternya sudah menyatakan hal serupa setelah mewawancarai Presdien Jokowi.
"Mulai besok semua wartawan asing akan bebas pergi ke Papua. Presiden Jokowi baru saja mengatakannya dalam wawancara eksklusif," tulis Step Vaessen.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Hanafi Rais mengatakan, apa yang dilakukan Jokowi adalah strategi politik terhadap media internasional pada Indonesia. "Presiden harus memastikan bahwa TNI jangan sampai jadi bulan-bulanan media asing untuk kepentingan asing di tanah Papua," kata Hanafi kepada Republika Online, Selasa (12/05/15). Dengan membuka Papua pada media asing, Presiden Jokowi mengembalikan kepercayaan media dan dunia internasional pada Indonesia, tambahnya.
Soal Prosedur
Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto ketika diminta konfirmasi soal terbukanya Papua bagi jurnalis asing membenarkan, tapi masih menunggu prosedur selanjutnya. Andi meminta wartawan untuk MENUNGGU pernyataan resmi Presiden Jokowi. Ketua AJI Kota Jayapura Victor Mambor mengatakan, Presiden Jokowi memang menegaskan wartawan asing bebas masuk ke Papua.
"Saya tanya soal wartawan asing ini tiga kali. Jokowi dengan yakin mengatakan ya, mereka bebas masuk ke Papua," kata Mambor. "Pada saat wawancara, Jokowi sendiri yang mengatakan kepada saya, sudah tiga kali beliau berbicara dengan menteri terkait, Kapolri, Pangdam dan Polda untuk hal ini," tandasnya.
Tapi Ketua Bidang Advokasi AJI, Iman Nugroho, dalam rilisnya yang dikelaurkan hari Senin (11/05/15) menyatakan, harus ada peraturan tertulis yang menjadi jaminan, bahwa perintah Presiden Jokowi akan dilaksanakan oleh bawahannya.
"Tidak hanya sekadar omongan, namun akan lebih maju jika Presiden segera mengeluarkan peraturan untuk memberikan jaminan bahwa apa yang disampaikan presiden dilaksanakan di lapangan," kata Iman.
Ijin dari 12 kementerian dan lembaga negara
Menurut Iman Nugroho, jurnalis asing yang akan meliput Papua harus melewati prosedur klarifikasi panjang. Klarifikasi itu melibatkan 12 kementerian dan lembaga negara, antara lain dari Kementerian Luar Negeri, Kepolisian, Badan Intelijen Negara, sampai Kementerian Kooordinator Politik, Hukum dan Keamanan.
AJI berpendapat, langkah pertama pembukaan akses bagi jurnalis asing di Papua adalah dengan menghapuskan prosedur klarifikasi yang berbelit-belit ini. Jurnalis asing sudah sewajarnya bebas meliput di Papua, seperti mereka meliput wilayah lain di Indonesia.
Jangan ada lagi jurnalis asing yang mendapat intimidasi aparat keamanan seperti dimata-matai, diikuti, atau teror yang menghambat kegiatan jurnalistiknya.
AJI menilai, pembukaan akses bagi jurnalis ke Papua justru bisa menjadi awal kemajuan bagi masyarakat Papua. Isu korupsi dan pelanggaran HAM yang selama ini seakan dilindungi dan dilanggengkan sekelompok orang, akan lebih mudah diungkap.
Pak Jokowi, Presiden Yang Angkat Tanah Papua, Pahlawan Asal Papua Ada di Mata Uang NKRI…
Nama Frans Kaisiepo merupakan nama salah satu pahlawan nasional dalam 12 pecahan mata uang NKRI baru yang diluncurkan hari ini, Senin (19/12). Nama besar Frans Kaisiepo sudah diabadikan sebagai nama bandara di Biak, Papua, tanah kelahirannya. Serta diabadikan sebagai nama kapal perang Indonesia, yakni KRI Frans Kaisiepo pada 2010 lalu. Masyarakat juga mengenalnya sebagai Gubernur Irian Barat ke-4 pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, yakni pada 1964-1973.
Frans juga, sebagai pelopor nama Irian, yang artinya semangat persatuan masyarakat agar tidak mudah untuk takluk di tangan Belanda. Siapa sebenarnya pahlawan Papua ini? Mari mengenalnya. Berdasarkan keterangan yang dihimpun, Frans Kaisiepo merupakan pahlawan kemerdekaan RI di Papua, yang dulunya bernama Irian.
Beliau merupakan putra kelahiran Biak, Papua, pada 10 Oktober 1921. Dalam konferensi Malino di Sumatera Utara pada 1946, dia merupakan satu-satunya perwakilan Papua. Dalam konferensi tersebut, dia mengusulkan nama Papua diganti jadi Irian. Selang satu tahun, tekanan Belanda di Papua meningkat sehingga pecah perang di Biak.
Frans menjadi tokoh penting pergerakan anti-Belanda. Sikap anti-Belanda ini dia tunjukkan dengan menolak dipilih sebagai wakil Belanda di Konferensi Meja Bundar (KMB). Gara-gara penolakannya, dia harus merasakan pahitnya menjadi tahanan pada periode 1954 – 1961. Pada 1971, dia menjadi pendiri Partai Politik Irian. Misi utama dari pembentukan partai tersebut adalah agar supaya wilayah nugini bisa bersatu dengan Indonesia.
Pada 1972, Frans didapuk menjadi Anggota, Kepemimpinan Hakim Tertinggi, Dewan Pertimbangan Agung RI. Dia menjabat Gubernur Irian Barat ke-4 hingga 1973, sebelum akhirnya tutup usia pada 10 April 1979. Atas jasa dan perjuangannya terhadap tanah Papua dan kemerdekaan Indonesia, Pemerintah RI menganugerahi Frans yang juga pahlawan Trikora ini dengan gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No. 077/TK/Tahun 1993 tanggal 19 Agustus 1993.
Jokowi Perkenalkan Istrinya "Iriana" pada Masyarakat Papua
Baru pertamakalinya istri Presiden Joko Widodo ikut berkampanye pada Pilpres 2014 ini. Sang istri yang mengenakan baju kotak-kotak ikut blusukan. Tak lupa mengajak dua anaknya yakni Kahiyang Ayu dan Kaesang Pangareb.
Mereka kompak mengenakan baju kotak-kotak. Di sela-sela safari politiknya ini, Iriana juga tetap tak banyak bicara. Tak banyak cerita dari Iriana saat ditanya perihal rahasia suaminya yang fisiknya tetap prima meski tiap hari melakukan blusukan dan safari politik maupun berkampanye dari pagi hingga tengah malah. Tak tahan dengan rayuan wartawan, Iriana pun mengatakan bahwa setiap hari ia memberi sang sumi jamu. "Ya itu biasa saya kasih jamu," kata Iriana pendek.
Selain itu, Iriana enggan berkomentar hal-hal lain terkait ketahanan fisik Jokowi. Ia hanya tersenyum sambil berjalan menghampiri suaminya. "Selain itu ya rahasia hehe," ucap Iriana sembari menutup mulutnya yang tersenyum dengan tangan.
Keduanya nampak mesra ketika bertemu di kampung Yoka, saat menghadiri acara dukungan masyarakat adat terhadap pencapresan dirinya. Saat itu Jokowi merangkul Iriana sembari mengenalkan istrinya itu di hadapan masyarakat banyak.
Tidak hanya di kampung Yoka, Presiden Jokowi kembali mengenalkan istrinya itu dihadapan beberapa kader PDI Perjuangan, partai pendukung serta relawan ketika makan siang. Terlihat Presiden Jokowi yang lebih aktif mengenalkan istrinya ditengah orang banyak. "Ini istri saya, namanya Iriana. Diberi nama oleh kakeknya. Nama istri saya diambil dari nama provinsi Papua yang dulunya Irian," kata Jokowi.
Jokowi: Masyarakat Papua Jangan Jadi Penonton Pembangunan
Presiden Joko Widodo berharap masyarakat Papua dan Papua Barat terlibat dalam pembangunan. Ia tidak ingin masyarakat Papua hanya menjadi penonton. "Saya ingatkan, pelaksanaan pembangunan Papua juga harus perhatikan nilai-nilai hak asasi manusia," kata Presiden Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, 8 November 2016.
"Pendekatan budaya pun mesti diperhatikan". Pasalnya, ucap Presiden Jokowi, masyarakat Papua merupakan subyek terpenting dalam pembangunan. "Tata kelola pemerintahan juga harus baik dan bebas korupsi," ujarnya. Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu agenda yang sedang dikejar pemerintah.
Menurut Presiden, percepatan dan konektivitas infrastruktur antarwilayah penting agar ada pemerataan pembangunan. Penetapan harga bahan bakar minyak di Papua yang sama dengan di Pulau Jawa merupakan langkah awal yang dilakukan Presiden Jokowi. Ia menuturkan kebijakan satu harga itu bisa membantu biaya logistik lebih murah.
Masyarakat Papua Histeris pada Jokowi Karena Program Ini
Menteri Perhubungan Budi Karya menilai, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla sudah menunjukkan hasil yang luar biasa dalam dua tahun terakhir. Meski baru bergabung di Kabinet Kerja pada akhir Juli 2016, Budi mengaku tetap bisa melihat keberhasilan pemerintah di berbagai sektor. Ia mencontohkan, langkah Presiden Jokowi membuat harga bahan bakar minyak di Papua setara dengan daerah lainnya.
Ia menilai, langkah tersebut merupakan suatu yang bersejarah, mengingat selama ini BBM di wilayah terpencil di Papua bisa berkisar antara Rp 60.000 – Rp 100.000 per liter. "Papua yang selama ini menderita sekarang diberi solusi oleh Pak Jokowi.
Semua masyarakat histeris," kata Budi Karya dalam peluncuran buku dan diskusi dua tahun pemerintahan Jokowi-JK di Gedung Setneg, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (21/10/2016).
Contoh lain, lanjut dia, adalah langkah pemerintah membangun infrastruktur di berbagai daerah pinggiran dan pulau terluar. Misalnya, bandara di Pulau Miangas, yang merupakan pulau terluar di utara Indonesia. Presiden bahkan datang langsung ke Miangas untuk meresmikan bandara tersebut.
"Miangas yang penduduknya cuma 700 orang, yang pernah mengibarkan bendera Filipina, juga histeris saat menyambut kedatangan Pak Jokowi," kata Budi yang mendampingi Pak Jokowi ke Miangas dan Papua, beberapa waktu lalu. Dengan dua tahun yang sudah sangat baik seperti sekarang ini, Budi Karya optimistis sisa pemerintahan tiga tahun mendatang bisa dijalankan dengan lebih baik lagi.
AFILIASI :