Panglima TNI: "Waspada Terror Terhadap Aparat Keamanan"

Foto :Dansesko TNI Letjen (Mar) R.M. Trusono, S.Mn., selaku Irup dalam upacara bendera 17-an  bertempat di Lapangan Apel Sesko TNI, Bandung, Senin (17/7).

BANDUNG - Komandan Sesko TNI Letnan Jenderal (Mar) R.M. Trusono, S.Mn., bertindak selaku Inspektur Upacara (Irup) dalam upacara bendera 17-an di Lapangan Apel Sesko TNI, Bandung, Senin (17/7). Bertindak selaku Komandan Upacara Kolonel (Mar) Pardosi, Perwira Siswa (Pasis) Dikreg Sesko TNI XLIV TA. 2017.

Komandan Sesko TNI Letnan Jenderal (Mar) R.M. Trusono, S.Mn., dalam membacakan amanat Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan beberapa waktu belakangan ini kita mengetahui adanya beberapa peristiwa yang menjadi perhatian masyarakat. Salah satu diantaranya terkait dengan aksi terror terhadap aparat keamanan maupun aksi-aksi kejahatan yang menimpa masyarakat maupun prajurit TNI.  

Kita semua harus selalu bersikap hati-hati dan waspada dimanapun kita berada. Karena kejahatan sering muncul secara tiba-tiba dan membawa jatuh korban. Ini semua harus dapat kita antisipasi sedini mungkin dengan cara memiliki sikap hati-hati dan waspada.

Panglima memerintahkan agar seluruh aparat intelijen dan teritorial TNI dimanapun berada dan bertugas untuk berkoordinasi dengan aparat Kepolisian guna mendeteksi dan mencegah setiap aksi kejahatan yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat, khususnya keluarga besar TNI dan Polri.

Panglima TNI menegaskan, ketika prajurit TNI melakukan tindakan tegas dan sesuai prosedur hukum yang berlaku, maka menjadi kewajiban Panglima TNI dan para Komandan Satuan untuk bertanggung jawab atas segala tindakan yang diambil secara benar dan sesuai prosedur hukum.

"Itulah komitmen saya, dan saya setia kepada komitmen itu karena satu orang prajurit TNI tersakiti, maka sesungguhnya seluruh prajurit TNI juga merasa tersakiti", tegas Panglima TNI.

Panglima TNI juga mengingatkan kembali tentang bahaya terorisme yang terus menghantui dunia.

Bahaya terorisme itu sungguh-sungguh nyata, bahkan Indonesia juga menjadi sasaran aksi-aksi terorisme. Kita mengalami sendiri betapa aksi-aksi terror sekelompok orang yang diduga terkait jaringan ISIS, aksi-aksi sebenarnya menunjukkan adanya upaya dan perlawanan yang serius dari para teroris, untuk melemahkan mental aparat dalam menjaga keamanan serta keselamatan bangsa dan negara.

Oleh karena itu,
Panglima selalu mengingatkan TNI harus lebih serius menghadapi terorisme.

Salah satu caranya, aparat keamanan harus diberikan peralatan maupun kelengkapan yang lebih baik, dari segi peralatan fisik maupun kelengkapan peraturan perundangan.  

Dengan demikian, aparat intelijen, aparat keamanan, dan seluruh pemangku kepentingan di negara ini bisa secara bersama-sama memberantas terorisme.

Dalam situasi darurat terorisme ini, pemerintah telah mengusulkan untuk melakukan revisi UU anti terorisme untuk memberikan payung hukum bagi aparat negara dalam memberantas aksi-aksi terorisme.  

Pemberantasan terorisme tidak bisa dilakukan secara parsial, tetapi harus dilakukan secara total, semua elemen bangsa, semua pemangku kepentingan negara, atas nama negara di bawah payung UU anti terorisme mampu berperang melawan terorisme.  

Tanpa adanya peranan dari seluruh elemen bangsa Indonesia, maka mimpi untuk membasmi kegiatan terror di bumi Pancasila hanya akan berhenti dan menjadi sebuah konsep dan pemikiran di atas kertas semata.

Hal ini menjadi sebuah cara yang paling efektif dalam melakukan aksi yang diinginkannya.   Gerakan "cyber narcoterorism" menjadi musuh utama bangsa Indonesia bahkan menjadi musuh bangsa di dunia.

Hal lain yang tidak kalah penting diingatkan oleh Panglima TNI adalah tentang penggunaan media sosial.  

Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, saat ini telah muncul kelompok baru yaitu cyber narcoterorism. Kelompok ini menggunakan dunia maya sebagai wahana untuk menyebarkan informasi yang sesat, mengedarkan dan menyalahgunakan narkotika yang hasilnya digunakan untuk membiayai kegiatan terorisme.  

Kelompok cyber narcoterorism  menggunakan beragam situs terkemuka seperti you tube, twitter, dan facebook untuk tujuan merebut pangsa pasar, penyebaran pemikiran dorongan untuk mengikuti ajaran sesat tersebut, perekrutan dan berbagai informasi.

"Untuk itu kepada seluruh prajurit, ASN, dan keluarga besar TNI, saya minta kesadaran yang tinggi dalam menggunakan media sosial baik pribadi maupun kedinasan", sekaligus memerintahkan untuk membatasi penggunaan handphone, smartphone, dan media elektronik lainnya dan hal-hal yang tidak penting.

Hindari penyebaran informasi dan berita-berita bohong (hoax) melalui media sosial, karena hal itu dapat menyebabkan perpecahan yang membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa.   Jangan mudah percaya terhadap berita bohong dan percayalah kepada para Komandan Satuan.  

Prajurit dan ASN TNI harus cerdas dan cermat serta pandai memilah dalam memilih berita yang positif dan bermanfaat.

Hadir dalam upacara tersebut Wakil Komandan Sesko TNI Marsekal Muda TNI Herry Irsal, para Direktur, Kakordos, Komandan Korsis, dan Pasis Sesko TNI Dikreg XLIV.(Pen)

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :