Oleh : Hendra Juga Makanasi
![]() |
Pesisir desa Asembagus, pict by Hendra Juga Makanasi (5:am_photography) |
Hobby fotografi ternyata cukup memberikan wahana wawasan baru bagi kami yang tergabung dalam 5:am_Photography. Terutama setelah kami memilih jalur wildlife fotografi yang memang boleh dibilang sedikit lebih menantang dan laki, (yang ini kata istri saya saja sih ๐).
Bagaimana tidak, minimal kita harus tahu dong nama satwa liar yang kita jepret. Dan secara bersamaan pula, kita pun harus bisa mengidentifikasi satwa itu dengan baik, misalnya ciri-ciri tubuh, perilakunya, dan atau warna bulu dan bentuk paruh pada bangsa burung. Nah selanjutnya Mbah google bisa menjadi rujukan awal atas hasil jepretan kita ini. Dan taarraaaaa.... Akhirnya hobby membaca pun turut mengiringi aktivitas ini. Dengan membaca maka pengetahuan kita pun bertambah, kan seperti itu??.
![]() |
Mangrove/pesisir desa Asembagus, pict by Bung Sol (5:am_photography) |
Gear yang relatif mahal dan sulitnya untuk mendapatkan objek foto di alam liar membuat genre ini terbilang masih minim peminat khususnya di Indonesia. Namun kondisi minoritas ini ternyata mampu menghubungkan dan menyatukan mereka semua di dalam grup-grup khusus di media sosial. Melalui wadah ini sudah dipastikan ilmu tentang wildlife fotografi dan sharing terkait satwa liar menjadi agenda utama didalamnya.
Seperti arti pada nama Wildlife Photography, adalah genre yang mendokumentasikan berbagai bentuk dan perilaku satwa liar di habitat alami mereka. Seperti cara makan, cara berkomunikasi sampai cara mereka berkembang biak. Oleh sebab itu kita pun harus benar-benar berada di alam liar untuk mendapatkan gambar satwa liar.
![]() |
Lereng utara Argopuro, pict by Zulkarnaen Izul (5:am_photography) |
Disini bisa dengan menjelajah gunung hutan, menyisiri areal mangrove/pesisir, keluar masuk perkebunan rakyat atau bahkan di taman kota saat sedang bersantai bersama keluarga tercinta. Tergantung kita ingin mendapatkan foto satwa liar jenis apa, mamalia, burung, amfibi, primata, serangga atau kehidupan bawah air. Lain habitat maka lain pula satwa liar yang menghuninya.
Sesuai dengan gear yang kita miliki, yakni kamera DSLR plus lensa tele maka kita lebih fokus pada jenis satwa burung, mamalia, reptilia dan primata. Untuk mendapatkan foto tersebut seringkali kita menyisiri areal mangrove/pesisir dan sesekali kami juga mengunjungi gunung hutan. Seperti yang sudah kami lakukan beberapa waktu lalu di wilayah BKSDA Wilayah VI Kabupaten Probolinggo lereng utara gunung Argopuro.
![]() |
Mangrove/pesisir desa Penambangan, pict by Djoko Prasetio (5:am_photography) |
Hal ini bukan tanpa alasan, memperhatikan Letak geografis Kabupaten Probolinggo pada posisi 7° 40' s/d 8° 10' LS dan 112° 50' s/d 113° 30' BT membuat Kabupaten Probolinggo memiliki potensi alam yang lengkap. Mulai gunung hutan, ladang dan persawahan serta garis pantai yang membentang sepanjang 72 Km dari ujung barat sampai ujung timur wilayah Kabupaten Probolinggo.
Kondisi geografis semacam ini tentu akan menjadi surga tersendiri bagi satwa liar. Dan selaku putra daerah kami juga ingin mengexplore lebih luas lagi, dengan harapan turut memberikan edukasi kepada masyarakat tentang keanekaragaman hayati. Sisi lain yang didapatkan adalah untuk mengenalkan kepada dunia melalui media fotografi, bahwa Kabupaten Probolinggo selain kaya potensi alam, juga kaya akan keanekaragaman satwa liar di dalamnya.
Media sosial yang berbiaya cukup murah meriah, menjadi pilihan utama dalam pengaktualisasian diri atas karya yang kami hasilkan, itu awalnya. Seiring waktu berjalan dan saking seringnya kita berdekatan dengan kehidupan satwa liar, memperhatikan tingkah lakunya, dan tentu saja mendapatkan gambarnya, maka tak ayal rasa cinta pun tumbuh diantara kita, yakin ini serius gaess๐.
Rasa cinta ini kemudian merangsang rasa empati kita atas keberadaan satwa liar yang kini notabene makin terjepit dan terhimpit. Maraknya eksploitasi alam, dan gencarnya pembangunan tanpa memperhatikan dampak lingkungan serta keberlangsungan hidup satwa liar didalamnya, seakan semakin menggerus habis keberadaan satwa liar ini.
![]() |
Mangrove/pesisir desa Penambangan, pict by Inung Djadoel (5:am_photography) |
Belum lagi ditambah semakin maraknya perburuan beragam jenis satwa liar dengan membabi buta melalui berbagai macam trik dan peralatanya. Hanya untuk memenuhi berkembangnya permintaan pasar dan banyak juga yang hanya untuk sekedar memuaskan hasrat berburu nya saja. Sementara adanya undang-undang perlindungan satwa yang telah ada seakan belum mampu melindungi keberadaan satwa liar ini.
![]() |
Taman Nasional Baluran, pict by Zulkarnaen Izul (5:am_photography) |
![]() |
Lereng utara Argopuro pictures by Inung Djadoel (5:am_photography) |
Akhirnya, melalui pendekatan media foto satwa liar yang selalu kami unggah di media sosial itu, kami berharap bisa memancing kepedulian masyarakat luas terhadap keberadaan satwa liar yang kian hari makin terancam. Dan tidak berlebihan jika kami berharap hal ini juga akan menginspirasi para elite kedepannya. Untuk berfikir dan merumuskan suatu aturan dan perundang-undangan yang lebih berpihak pada satwa liar, lebih tegas dan lebih berwibawa. (dra)