KRAKSAAN,Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) menggelar workshop pengembangan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS dan PKn di SMPN 2 Kraksaan, Selasa hingga Kamis (18-20/9/2018). Karena mulai tahun 2019, semua lembaga SMP negeri/swasta wajib menerapkan Kurikulum 2013.
Kegiatan ini diikuti oleh 120 orang peserta dan masing-masing mata pelajaran (mapel) diikuti oleh 20 orang peserta. Selama kegiatan mereka dipandu oleh 6 (enam) orang Pembina MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) dan 8 (delapan) orang Pengawas SMP se-Kabupaten Probolinggo. Fokus materinya penyusunan RPP yang inovatif terkait Kurikulum 2013.
//
Kepala Bidang Pembinaan SMP Dispendik Kabupaten Probolinggo Priyo Siswoyo mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui penyusunan RPP dan berinovasi agar bisa meningkatkan mutu dan kompetensi guru. Karena dengan kompetensi yang bagus nantinya bisa menghasilkan putra dan putri yang profesional.
"Kita berharap mereka nantinya sesampainya di sekolah masing-masing, melalui forum MGMP mampu menularkan ilmunya supaya percepatan dan pengetahuan segera tersalurkan," harapnya.
Sementara Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo Dewi Korina mengungkapkan workshop pengembangan RPP ini dilakukan berdasarkan Kurikulum 2013 kepada guru 6 (enam) mapel dengan sistem in on in. Karena nantinya Kurikulum 2013 diberlakukan mutlak mulai tahun 2019 mendatang. Saat ini
fokusnya adalah menyusun RPP, sebab untuk pembekalan Kurikulum 2013 sudah dilakukan.
//
"Mudah-mudahan dengan workshop pengembangan RPP bagi guru mapel ini bisa semakin meningkatkan kompetensi guru di dalam menyusun RPP dan menyusun materi pembelajaran yang inovatif. Bagaimana nanti menghasilkan peserta didik yang kompeten baik kompetensi sikap, spiritual, sosial, ketrampilan, pengetahuannya secara holistik. Karena tujuan utama Kurikulum 2013 adalah penguatan pendidikan karakter," ungkapnya.
//
Menurut Dewi, dari 20 peserta ini nantinya diharapkan bisa mengembangkan ilmunya di kelompok-kelompok MGMP. Setelah workshop, nanti in satu bulan dan diminta menyusun RPP dan materi-materi pembelajaran. "Setelah sudah dikumpulkan, baru diberikan sertifkat. Kurikulum 2013 ini memang PR (Pekerjaan Rumah) banyak agar bisa menghasilkan peserta didik yang berkarakter," terangnya.
Dari 215 lembaga SMP negeri/swasta terang Dewi, tinggal 6 lembaga saja yang belum menerapkan Kurikulum 2013. Tetapi tahun depan, semua SMP negeri/swasta di Kabupaten Probolinggo bisa menerapkan pembelajaran Kurikulum 2013.
"Perbedaan mendasar kalau tahun 2006 itu terlalu banyak muatannya tapi tidak sesuai dengan esensi kebutuhannya. Tetapu kalau Kurikulum 2013 difokuskan pada yang dibutuhkan. Penguatan kepada pendidikan karakter dan memberikan pengajaran secara holistik," tegasnya.
Dewi mengharapkan, out come keseluruhan bagaimana bisa meningkatkan kompetensi peserta didik sesuai tuntutan zaman. Karena hari ini, anak-anak lebih ditekankan pada tanggung jawab, moral, kejujuran serta bagaimana mereka bisa bersosialiasasi, berempati serta menggapai perubahan bisa kompetitif. "Tantangan saat ini sangat berat bagaimana kita harus mampu menghadapi tenaga kerja dari luar," pungkasnya. (Zidni Ilham)
REKOMENDASI PEMBACA :